Bisnis.com,JAKARTA-Suku bunga kredit konsumsi masih tercatat sebagai yang tertinggi dibanding kredit investasi dan modal kerja. Meskipun demikian ruang penurunan suku bunga kredit konsumsi masih terbuka.
Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Sis Apik mengatakan peluang untuk turun terbuka tetapi tetap bergantung pada kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan struktur dana bank.
Menurutnya bila suku bunga acuan turun artinya akan berdampak pada penurunan suku bunga bank. Namun hal tersebut tidak bisa sekaligus karena juga mempertimbangkan biaya dana (cost of fund) bank.
"Kalau itu terjadi tentunya bank akan mengambil keputusan penurunan suku bunga," ujarnya kepada Bisnis.com di Jakarta, Senin (28/11/2016).
Sebagai informasi, sejak awal tahun BI tercatat sudah memangkas suku bunga acuan sebanyak 150 basis poin. Pada rapat dewan gubernur bulan ini BI memutuskan menahan suku bunga acuan 7 days (reverse) repo rate di level 4,75%.
Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September 2016, suku bunga kredit konsumsi tercatat sebesar 13,72%. Sedangkan kredit investasi dan modal kerja masing-masing sebesar 11,36% dan 11,62%.
Walaupun demikian suku bunga kredit konsumsi menunjukkan tren penurunan sejak awal tahun. Dibanding Januari 2016 yang ada di posisi 13,94% artinya sudah ada penurunan sebanyak 22 basis poin.