Bisnis.com, PEKANBARU -- Dukungan PT Bank Riau Kepri kepada pelaku usaha mikro kecil menengah di daerah itu direalisasikan lewat penyaluran kredit dengan nilai lebih dari Rp2 triliun.
Direktur Utama Bank Riau Kepri Irvandi Gustari mengatakan sampai pekan pertama Desember, jumlah kredit UMKM yang sudah disalurkan pihaknya mencapai 15% dari total kredit.
"Total kredit UMKM yang kami salurkan itu sebesar 15% dari nilai kredit, atau lebih dari Rp2 triliun," katanya kepada Bisnis, Jumat (9/12).
Data terakhir bank pembangunan daerah dua provinsi itu sampai pekan pertama Desember total kredit yang sudah digelontorkan yaitu Rp15,2 triliun.
Irvandi mengatakan sebagai bank daerah, pihaknya sudah berkomitmen mendorong pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah.
Untuk itu pada tahun depan, target penyaluran ke sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja tersebut bakal terus ditingkatkan.
"Kami akan menjaga komitmen untuk mendukung UMKM, tahun depat targetnya kredit akan terus kami pacu hingga 30% total pinjaman, tentu saja dengan tetap memerhatikan prinsip prudential banking," katanya.
Dari total kredit Rp15,2 triliun itu, Irvandi mengatakan memang masih didominasi sektor konsumtif dibandingkan produktif, yaitu dengan perbandingan 75%:25%.
Menurut dia karena kondisi perekonomian yang terlalu stabil, sehingga penyaluran kredit harus memerhatikan faktor risiko akan timbulnya masalah kurangnya kemampuan debitur mengembalikan pinjaman.
"Itu sudah wajar dan sesuai anjuran dari OJK, tetapi dibandingkan awal tahun sudah terjadi sedikit pergeseran dari sebelumnya 80:20 menjadi 75:25," katanya.
Sebelumnya Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau mencatat nilai kredit usaha mikro kecil menengah di daerah itu hingga akhir September 2016 tumbuh melambat jika dibandingkan periode sebelumnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau Ismet Inono mengatakan nilai kredit UMKM di daerah itu hingga September hanya tumbuh 3,02% dengan nilai mencapai Rp20,50 triliun.
"Angka pertumbuhannya lebih kecil dibandingkan Agustus lalu yang tumbuh 4,05% dengan nilai Rp20,47 triliun," katanya.
Dari nilai kredit itu, pertumbuhan paling besar masih disumbang kredit usaha mikro yakni tumbuh sebesar 11,27% atau senilai Rp6,08 triliun.
Pertumbuhan ini disusul penyaluran kredit ke sektor usaha kecil dengan angka 2,95% atau kreditnya senilai Rp8 triliun.
Pertumbuhan negatif justru tercatat pada penyaluran kredit ke sektor usaha kelas menengah, yaitu -3,66% dengan nilai kredit Rp6,41 triliun.