Bisnis.com, JAKARTA -- PT. Bank Dinar Indonesia Tbk membukukan penyaluran kredit sebesar Rp 1,33 triliun, atau naik 17,69% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 yakni Rp1,13 triliun.
Direktur Utama Bank Dinar Hendra Lie mengatakan, Sektor bisnis yang dikembangkan oleh perusahaan adalah segmen retail dan pertumbuhan ini menurut Hendra tidak terlalu signifikan,” Secara persentase terlihat besar 17,2% di atas pertumbuhan nasional yakni 7,9%," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin (27/2/2017).
Berdasarkan laporan keuangan tahunan Bank Dinar, di laman keterbukaan informasi bursa efek Jakarta, laba bersih tercatat senilai Rp13,08 miliar per Desember 2016, atau turun 6,63% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 Rp14,01 miliar.
Menurut Hendra turunnya laba bersih ini akibat persaingan ketat dengan Bank Umum Kelompok Usaha yang lebih tinggi.
“Sejak awal tahu persaingan interest semakin ketat, banyaknya debitur bagus yang diiming-imingi bunga rendah oleh bank-bank buku III dan buku IV,” tuturnya.
Untuk menarik minat debitur, Hendra menuturkan perseroan pun harus memberikan penawaran-penawaran kepada debitur yang bagus dengan melakukan penurunan bunga pinjaman, namun berefek penurunan laba.
Kendati, total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perusahaan sebesar Rp1,61 triliun pada akhir tahun lalu, atau naik 14,09% dibandingkan dengan total DPK sepanjang tahun 2015 yakni Rp1,47 triliun.
“Kalau DPK kita tumbuh 9,8%, pertumbuhan DPK memang sengaja kita konsolidasikan untuk bisa menggenjot LFR [loan to funding ratio] yang bisa jadi 81,91%,” katanya.