BIsnis.com, JAKARTA--- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku terus memantau anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) BUMN penerima Penyertaan Modal Negara (PMN).
Sri mengatakan belanja modal BUMN tersebut merupakan salah satu hal yang dapat mendorong investasi di Indonesia selain pinjaman perbankan atau pasar modal. Investasi sendiri merupakan salah satu komponen yang diperhitungkan dalam pertumbuhan ekonomi.
Sri menyinggung perihal capex BUMN tersebut ketika memberikan penjelasan terkait pertumbuhan ekonomi kepada Komisi VI DPR dalam rapat kerja bersama Kementerian BUMN. “Saya selalu menanyakan berapa capex BUMN,” katanya, Kamis (23/3).
Seperti diketahui, BUMN mendapatkan PMN dalam APBN Perubahan 2015 dan APBN Perubahan 2016. Puluhan BUMN mendapatkan PMN senilai triliunan rupiah, termasuk BUMN yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia.
Secara khusus, dalam kurun waktu 2 tahun, 7 BUMN yang telah go public mendapatkan PMN. Mereka antara lain PT Antam (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk., dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk., yang mendapatkan PMN pada 2015.
Pada 2016, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT PP (Persero) Tbk., PT Jasa Marga (Persero) Tbk., dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., merupakan BUMN yang telah mendapatkan suntikan modal dari negara itu.
Baca Juga
Setelah mendapatkan PMN, para emiten itu melakukan aksi korporasi berupa penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dulu (PM HMETD) atau right issue untuk mendapatkan dana dari pasar modal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel