Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan meminta seluruh lembaga jasa keuangan menyiapkan langkah antisipatif untuk memastikan keamanan sistem teknologi informasi dari serangan peretas.
Kepala Departemen Komunikasi dan Internasional OJK Triyono menjelaskan himbauan dilakukan sehubungan dengan masifnya serangan ‘ransomware’, WannaCrypt atau WannaCry, di beberapa negara, termasuk Indonesia.
“OJK meminta semua perusahaan di industri jasa keuangan melakukan langkah-langkah antisipatif untuk memastikan keamanan infrastruktur teknologi Informasi dan layanan sistem informasinya dalam keadaan aman,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Senin (15/5/2017).
Triyono menjelaskan hingga saat ini pihaknya belum menerima adanya laporan terkait serangan siber terhadap lembaga jasa keuangan di Indonesia. Kendati begitu, para pelaku industri keuangan diminta untuk selalu waspada.
“OJK sudah dan terus berkoordinasi dengan industri keuangan. Saat ini sedang dilakukan inventarisasi oleh semua lembaga jasa keuangan terkait apakah ada layanan keuangan yang terganggu,” jelasnya.
Seperti dikteahui, dalam beberapa hari terakhir serangan ‘teroris’ siber, meningkat signifikan. Dikutip dari Reuters, Sabtu (13/5/2017), serangan siber berskala global ini menyerang puluhan ribu komputer, di berbagai jenis perusahaan, rumah sakit dan universitas di hampir 100 negara.
Serangan tersebut bahkan telah mengganggu sistem layanan kesehatan Inggris dan sistem korporasi berskala global, FedEx. Renault, produsen mobil asal Prancis, bahkan terpaksa menghentikan sementara proses produksi di sejumlah pabriknya guna mencegah penyebaran serangan siber sekala global pada akhir pekan lalu.
Pada hari yang sama, kantor berita Rusia, RIA Novosti, mengabarkan adanya percobaan serangan siber secara masif yang menyasar perbankan domestik, meski upaya kejahatan itu berhasil digagalkan.
Indonesia pun tidak terlepas dari serangan tersebut. Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan dua rumah sakit besar di Ibu Kota Jakarta pun menjadi sasarannya.