Bisnis.com, JAKARTA - Rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) perbankan pada semester I/2017 secara umum diprediksi akan membaik.
Kepala Eksekutif Bidang Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nelson Tampubolon menyatakan bila pertumbuhan kredit dapat meningkat signifikan, rasio NPL akan dapat ditekan.
"NPL sebenarnya sudah tidak ada lagi pemburukan," katanya usai Halalbihalal di gedung OJK, Selasa (4/7/2017).
Nelson menyebutkan rasio kredit bermasalah per Mei mengalami kenaikan tipis ke level 3,09%. Kenaikan tersebut melanjutkan tren yang terjadi sejak bulan sebelumnya.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI), rasio NPL per April tercatat di level 3,07%, naik 0,03% dibandingkan periode akhir kuartal I/2017 yang ada di level 3,04%.
Walau demikian, menurut Nelson, rasio kredit bermasalah masih cenderung stabil. Apalagi sejumlah perbankan telah melakukan aksi restrukturisasi dan penghapusbukuan kredit bermasalah.
Angka tersebut diharapkan dapat ditekan lebih dalam bila jumlah penyaluran kredit dapat meningkat secara signifikan seiring dengan upaya hapus buku oleh bank.
"Jadi kita berharap pertumbuhan kredit bisa sustain sampai akhir tahun supaya rasio NPL bisa turun. Kalau ada penghapusbukuan, [NPL] bisa semakin turun," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel