Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bank Milik Salim Group Ini Anjlok dan NPL Naik

PT Bank Ina Perdana Tbk. berharap rasio kredit bermasalah yang sempat meningkat selama semester I/2017 dapat turun kembali sehingga laba perseroan dapat tumbuh pada semester II/2017.nn
Gedung PT Bank Ina Perdana Tbk/Istimewa
Gedung PT Bank Ina Perdana Tbk/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Ina Perdana Tbk. berharap rasio kredit bermasalah yang sempat meningkat selama semester I/2017 dapat turun kembali sehingga laba perseroan dapat tumbuh pada semester II/2017.

Emiten bersandi BINA tersebut sempat mengalami peningkatan pemburukan kualitas kredit selama semester I/2017. Hal ini tampak dari tumbuhnya rasio NPL perseroan dari 3,38% pada Juni 2016 menjadi 4,65% pada Juni 2017.

Tak ayal, laba emiten bank bersandi BINA tersebut tergerus karena perseroan harus membentuk CKPN akibat pemburukan kualitas kredit.
"Penurunan laba kami karena bank membentuk CKPN yang lebih besar. Harapannya dalam 6 bulan ke depan NPL bisa turun di bawah 3% sesuai imbauan OJK," kata Direktur Utama Bank Ina Perdana Edy Kuntjardjo kepada Bisnis, Rabu (3/8/2017) malam.

Sebagai informasi, laba bersih bank yang kini dikendalikan oleh Salim Group itu turun 41,9% menjadi Rp7 miliar dari periode sebelumnya Rp12,07 miliar.

BINA membentuk CKPN senilai Rp13,94 miliar. Di luar itu, masih ada kenaikan dari beban biaya promosi, tenaga kerja, dan beban lainnya yang menambah beban biaya operasional.

"Kami akan turunkan NPL antara lain melalui restukturisasi atau likuidasi jaminan dan jika dapat dilakukan dengan baik laba tahun buku 2017 dapat sesuai target," katanya.

Seperti diketahui, setelah puasa lebih dari 12 tahun, Salim Group kembali masuk ke bisnis bank dengan menguasai mayoritas saham Bank Ina Perdana.

Lewat aksi rights issue pada awal Maret lalu, grup tersebut kini resmi memiliki 51,46% yang dipegang melalui tiga perusahaan, yakni PT Indolife Pensiontama (22,47%), PT Samudra Biru (16,51%) dan PT Gaya Hidup Masa Kini (12,48%).

Aksi rights issue tersebut membawa tambahan dana segar Rp700 miliar yang membuat modal inti Bank Ina Perdana meningkat menjadi Rp1,14 triliun dan membuatnya naik kelas ke kategori BUKU II.

Salim Group pernah memiliki 100% saham BCA sampai periode 1998. Namun ketika krisis moneter terjadi pada 1998, Salim Group melepas kepemilikan sahamnya menjadi hanya tersisa 7,2% dan kini menyusut menjadi 1,76%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper