Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Harda International Tbk. dengan komitmen dari pemegang saham terkait tambah modal, perseroan pun optimistis bisa semakin cepat ekspansi kredit dan mendorong pertumbuhan aset.
Direktur Utama Bank Harda Indonesia Barlian Halim mengatakan, dengan tambahan modal teranyar lewat rights issue dengan Hak memesan efek terlebih dulu (HMETD) senilai Rp100 miliar menjadi langkah awal untuk bisa terus ekspansi ke depannya.
“Kalau sekarang aset kami sekitar Rp2,2 triliun, harapannya pada tahun depan bisa di atas Rp2,5 triliun sampai Rp3 triliun. Lalu, pada empat sampai lima tahun ke depan bisa sentuh Rp10 triliun,” ujarnya kepada Bisnis setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Barlian menuturkan, bagi bank kecil, pertumbuhan kinerja sangat penting agar bisa tetap berada dalam persaingan yang kian ketat. Dengan aset yang lebih besar berarti margin bunga bersih bisa semakin baik dan berbagai biaya bisa turun.
“Paling penting adalah tetap menjaga pertumbuhan yang sehat dan tetap menjaga rasio kredit bermasalah agar terus terjaga,” tuturnya.
Dia pun menyebutkan, dari sisi laba bersih sampai Juli 2017, perseroan telah mencatatkan kenaikan hingga mencapai Rp7 miliar.
Baca Juga
“Rp7 miliar itu adalah pencapaian kami pada akhir tahun lalu dan sekarang sudah tercapai pada Juli 2017,” sebutnya.
Sampai Juni 2017, Bank Harda mencatatkan penurunan kredit sebesar 0,31% menjadi Rp1,49 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu. Dari sisi dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami penurunan sebesar 0,42% menjadi Rp1,65 triliun.
Dari sisi laba bersih mencatatkan kenaikan sebesar 7,64% menjadi Rp5,21 miliar dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.
Lalu, dari sisi rasio keuangan, CAR perseroan berada pada 22,42%, sedangkan posisi modal inti perseroan senilai Rp383,79 miliar atau membutuhkan sekitar Rp700 miliar lagi untuk bisa naik kelas.