Bisnis.com, JAKARTA - Berdasarkan data Indikator Likuiditas LPS per September 2017 diketahui proyeksi LDR kuartal ketiga tahun ini ada pada level 90,2%. Angka ini menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan proyeksi LPS untuk kuartal pertama 88,9% dan kuartal kedua 89,0%.
Doddy Ariefianto selaku Direktur Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan LPS mengatakan, penurunan BI 7-days (Reverse) Repo Rate pada Agustus 2017 disertai ekspektasi membaiknya realisasi belanja pemerintah menjelang akhir tahun akan mendukung kondisi likuiditas.
“[Dua hal itu] mendukung kondisi likuidtas sehingga dapat mendorong bunga simpanan untuk terus turun,” tuturnya.
Meski demikian, imbuh Doddy, kebutuhan likuiditas valuta asing tetap perlu dicermati. Pasalnya, dalam sembilan bulan terakhir suku bunganya berada dalam tren meningkat. Hal ini diduga karena pengaruh kenaikan Fed rate dan terus lemahnya impor barang.
Sementara itu, PT Bank Mayora memproyeksikan loan to deposit ratio perseroan sepanjang tahun ini terjaga pada kisaran 85% - 87%.
Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij berpendapat, proyeksi LDR perbankan yang ditetapkan LPS untuk kuartal ketiga sebesar 90,2% sukar dicapai oleh bank kecil alias bank umum kegiatan usaha (BUKU) 1 dan 2.
Baca Juga
“Sekarang ada ketentuan dari OJK untuk pemeliharaan alat-alat likuiditas, jadi patokan LDR dari Bank Mayora idealnya 85% sampai 87%,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (21/9/2017)
Irfanto mengimbuhkan bahwa sekarang dalam penghitungan LDR dapat memasukkan perhitungan obligasi. Hal ini akan mempengaruhi rasio loan to deposit sehingga menjadi lebih tinggi.
“Yang pasti kalau LDR atau LFR 90,2% itu terlalu tinggi karena ada imbauan pemeliharaan alat-alat likuiditas,” tuturnya.
Bank Mayora, pada 2017 menargetkan total penyaluran kredit sebesar Rp600 miliar hingga akhir tahun. Kredit komersil memiliki porsi paling tinggi yakni sekitar 80%-90%. Sementara sisanya, didistrubsikan pada kredit konsumer dan kredit mikro.
Adapun untuk pertumbuhan penghimpunan DPK tahun ini sekitar 23,5% secara year on year menjadi Rp4,94 triliun. Perseroan memproyeksikan deposito yang bisa dihimpun sebanyak Rp3,5 triliun. Adapun untuk tabungan dibidik terhimpun Rp656,5 miliar, sedangkan giro berkisar Rp826,6 miliar.