Bisnis.com, JAKARTA — Menjadi kaya adalah sebuah takdir. Itu pendapat banyak orang. Kalau memang takdir, manusia tidak bisa membahasnya, otomatis menjadi misteri bukan. Namun kita coba menguaknya sedikit.
1. Orang kaya karena memiliki ego yang tinggi. Ego itu seperti maniak kemenangan, selalu haus kekuasaan. Ada orang kaya pada umur 30 tahun namun karena ego maniak harta, tahta, wanita akhirnya istrinya melapor polisi pasal berzinah.
Bisakah seseorang kaya sekaligus menjadi bijaksana? Itu seperti lagu "madu dan racun'. Madu di tangan kiriku, racun di tangan kananku. Keduanya memabukkan. Kebijaksanaan bisa mencegah mabuk keduanya.
2. Bila kita tidak bernasib ego maniak, cara satu lagi menjadi kaya adalah bertukar solusi masalah dengan orang kaya.
Masalah orang kaya itu seperti membangun sarang madu, semakin besar sarang madu semakin banyak pencoleng alias pencuri. Memang nasib orang kaya adalah mabuk kekayaan.
Ketika seseorang mabuk kemenangan, mabuk kekuasaan yang menjadi korban pertama adalah anak istrinya. Bila istrinya sangat ikhlas dan mau berkorban untuk melayani suaminya, besar kemungkinan anak nya menjadi korban. Kok bisa?
Kekayaan itu seperti kisah yang dialami Mike Tyson yang mabuk kemenangan, dia ditanya kemana saja income sebesar Rp4 triliun setahun saat itu? Entahlah habis gara-gara sifat, maaf "kebinatangan" dalam dirinya. Semuanya dianggap properti miliknya. Termasuk istri dan anak-anak nya.
Kemudian, kemenangan itu seperti minum air sirup, semakin sering minum minuman manis semakin terasa haus. Akhirnya diabetes. Obatnya orang yang haus kemenangan adalah sulit, ibarat sama seperti lebah dilarang menyimpan madu.
Penderitaan haus kemenangan itu membuat dirinya seperti mabuk cinta, akhirnya cinta buta. Dia tidak bisa melihat kenyataan. Korban haus kemenangan akibatnya kehilangan kesadaran, kehilangan kebenaran.
Bagi orang yang belum kaya, besar ada kemungkinan Anda menjadi kaya saat Anda bertukar solusi masalah orang kaya.
Mungkin Anda pernah mendengar kisah Angky Camaro, Eva Riyanti, Peter Gontha, Kafi Kurnia, Simon Jonathan, dll. Sejarah berulang. Banyak kisah-kisah orang biasa yang bisa menjadikan anak konglomerat sukses.
Saya pernah berdiskusi dengan CEO perusahaan besar, mengapa owner perusahaan tersebut tidak ingin belajar kebijaksanaan? Mengapa harus tergantung kepada orang lain untuk memahami kebijaksanaan?
Ya itulah harga yang harus dibayar untuk mencapai kekayaan.
Penulis:
Ir Goenardjoadi Goenawan MM
Penulis buku seri "Money Intelligent" dan e-book "Hidup adalah Pemekaran Berkah"
Dapatkan e-book "Kekuasaan adalah Key Driving Force Uang" [email protected]