Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pada tahun depan berkisar 9%--11%. Angka ini sama dengan perkiraan yang dibuat untuk tahun ini.
Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo mengatakan pihaknya melihat prospek pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) bank terbilang baik pada 2018. Kendati demikian, bank sentral tetap lebih memilih target moderat untuk tahun depan.
“Pertumbuhan DPK cukup baik. Kami memahami pula, LPS sudah turunkan LPS rate. Kami juga sudah turunkan policy rate. Kebijakan-kebijakan ini transmisinya kepada bunga kredit [maupun penghimpunan DPK] butuh tiga kuartal,” jelasnya menjawab pertanyaan Bisnis.com.
Bank sentral pada September 2017 memutuskan menurunkan suku bunga acuan 25 bps dari 4,5% menjadi 4,25% dengan suku bunga Deposit Facility turun 25 bps menjadi 3,50% dan Lending Facility turun 25 bps menjadi 5,00%.
Sekitar sebulan sebelumnya, suku bunga acuan juga sudah dipangkas 25 bps dari sebelumnya 4,75%. Dengan demikian, total penurunannya mencapai 50 bps dalam dua bulan terakhir.
Penurunan suku bunga dua kali berturut-turut diharapkan dapat mendorong intermediasi dan penurunan suku bunga perbankan. Pasalnya, BI menilai fungsi intermediasi perbankan belum menunjukkan perbaikan berarti. Kendatipun kredit tumbuh tetapi persentasenya masih di bawah pertumbuhan penghimpunan DPK.
Hal tersebut tampak dari laporan Analisis Uang Beredar Bank Indonesia. Per September tahun ini, penghimpunan DPK secara keseluruhan tumbuh 11,1% secara year on year menjadi Rp4.992,4 triliun, sedangkan kredit hanya di kisaran 9,4% ke level Rp4.569,9 triliun.
Pertumbuhan dana sebesar 11,1% tersebut membaik dibandingkan bulan sebelumnya sebear 9,4% (yoy). Per September 2017, kenaikan tertinggi adalah giro 12% (yoy) menjadi Rp1.110,1 triliun disusul deposito sebesar Rp11,3% menjadi Rp2.290 triliun, lalu tabungan 10,1% ke level Rp1.592,3 triliun.