Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moody's: Penerbitan Sukuk Global Raih Momentum Pada 2018

Pasar sukuk global dinyatakan akan terus rebound dari penurunan volume yang tajam pada tahun 2015 didukung sejumlah faktor.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar sukuk global dinyatakan akan terus rebound dari penurunan volume yang tajam pada tahun 2015 didukung sejumlah faktor.

Dalam laporannya yang dipublikasikan hari ini, Selasa (5/12/2017) Moody’s Investors Service memaparkan rebound pasar sukuk global di antaranya ditopang meningkatnya penerbitan sukuk negara, inovasi produk, bertambahnya permintaan dari bank ritel, serta penyempitan spread obligasi konvensional.

Laporan bertajuk ‘Sovereign: Sovereign sukuk issuance gains momentum, with new players entering the market’ ini tercantum dalam laman resminya www.moodys.com.

Moody’s memperkirakan total penerbitan sukuk akan mencapai nilai sekitar US$95 miliar pada akhir tahun ini, setelah mencapai lebih dari US$85 miliar pada tahun 2016. Jumlah tersebut akan mencakup penerbitan sukuk oleh negara senilai lebih dari US$50 miliar.

“Negara telah menopang pemulihan di pasar sukuk global tahun ini, dengan penerbitan yang meningkat 50% selama delapan bulan pertama tahun 2017,” kata Christian de Guzman, Vice President Moody’s yang ikut menuliskan laporan tersebut.

“Kami memperkirakan penerbitan sukuk negara akan terus tumbuh pada tahun 2018 seiring upaya pemerintah mendiversifikasi pembiayaan campuran serta memenuhi kebutuhan likuiditas
bank syariah ritel,” lanjut de Guzman, seperti dikutip dari

Sejumlah faktor akan mendukung penerbitan sukuk negara, termasuk kebutuhan pinjaman yang tinggi untuk sukuk negara GCC (Gulf Cooperation Council), yang diperkirakan akan mencapai sekitar US$148 miliar pada tahun 2018.

Negara-negara GCC mendorong pertumbuhan pasar sukuk pada tahun 2017. Arab Saudi (dengan peringkat A1 prospek stabil) menaikkan andil sukuk sepanjang tahun ini menjadi total US$17 miliar atau 40% dari sukuk negara global jangka panjang yang diterbitkan dalam delapan bulan pertama tahun ini.

Negara lain dengan defisit fiskal yang besar, seperti Oman (Baa2 prospek negatif) dan Bahrain (B1 prospek negatif), masing-masing degan perkiraan andil sebesar 11,9% dan 13,4% dari PDB pada tahun 2017, juga akan berkontribusi terhadap ekspansi pasar.

Faktor lain yang berkontribusi terhadap meningkatnya penerbitan sukuk antara lain adalah permintaan dari bank domestik, serta inovasi produk yang akan membantu mengatasi dua tantangan mendasar yang dihadapi oleh penerbit.

Kedua tantangan tersebut yakni kurangnya aset fisik untuk penataan sukuk serta larangan pengalihan kepemilikan aset ke special purpose vehicles (SPV) di bawah beberapa yurisdiksi. Penyempitan spread atas obligasi konvensional juga akan berkontribusi terhadap penerbitan sukuk.

Meskipun andil penerbitan sukuk negara Malaysia (A3 prospek stabil) turun, negara ini tetap menjadi pasar sukuk terbesar dengan perkiraan sebesar 43% dari total outstanding sukuk negara pada tahun 2016.

Sementara itu, andil Indonesia (Baa3 prospek positif) dalam penerbitan sukuk tahunan telah meningkat menjadi 30% pada tahun 2016 (dari hanya kurang dari 10% pada tahun 2010) dan kemungkinan akan tumbuh seiring upaya pemerintah mengembangkan sektor keuangan syariah.

Walaupun jumlah pendatang baru ke pasar sukuk telah menurun sejak 2014, Nigeria (B2 prospek stabil) telah menerbitkan sukuk pertamanya tahun ini dan sejumlah negara telah mengindikasikan rencana memanfaatkan pembiayaan sukuk berbasis aset untuk membiayai kebutuhan infrastruktur yang cukup besar.

Negara tersebut di antaranya Nigeria (unrated), Kenya (B1 Rating Under Review), Ghana (B3 prospek stabil), Maroko (Ba1 prospek positif), Tunisia (B1 prospek negatif), dan Aljazair (unrated).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper