Bisnis.com, JAKARTA—Perlambatan pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) berdenominasi valuta asing jelang akhir 2017 dinilai bank sebagai hal wajar.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja mengatakan, kondisi tersebut bukanlah anomaly. “Ini wajar karena tidak banyak yang mau pinjam valas jadi DPK-nya juga lesu,” ucapnya kepada Bisnis, Sabtu (6/1/2018).
Valas atau valuta asing yang dihimpun seluruh bank per November tahun lalu mencapai Rp693,7 triliun. Jumlah ini tercatat hanya tumbuh 1,2% (yoy). Padahal, per Oktober penghimpunan dana valas tumbuh menyentuh 6,6% (yoy) menjadi Rp702,6 triliun.
Khusus DPK valas, menurut Jahja, sukar diprediksi pemulihan pertumbuhannya kendati sudah berganti tahun. Pasalnya, sekali ada satu atau dua pemain besar deposit maupun menarik depositnya maka angka penghimpunan dana valas langsung berubah signifikan.
Secara umum, emiten berkode saham BBCA tersebut memproyeksikan keseluruhan penghimpunan DPK pada tahun ini tetap dalam kisaran wajar. Batas bawah pertumbuhan diproyeksikan perseroan sekitar 8% adapun level tertingginya 12%.
Secara keseluruhan, penghimpunan DPK sampai dengan bulan kesebelas 2017 memang tumbuh melambat sebesar 9,1% (yoy) menjadi Rp5.048,8 triliun. Adapun, per Oktober 2017 pertumbuhannya masih di kisaran 10,7% (yoy) menjadi Rp5.020,3 triliun.