Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. berupaya menggenjot penyaluran kredit pemilikan rumah dengan mengandalkan produk rumah tapak senilai Rp350 juta – Rp500 jutaan per unit.
Direktur Konsumer BRI Handayani mengatakan, kredit properti termasuk KPR mengambil porsi sekitar 28% dari total portofolio kredit konsumer perseroan.
Salah satu sektor bisnis kredit properti yang semakin dijauhi BRI adalah ruko maupun rukan. Perseroan memproyeksikan permintaan kredit ruko dan rukan bakal terus menurun terpengaruh disrupsi semakin maraknya penjualan online.
Handayani berpendapat, permintaan kredit ruko dan rukan sebetulnya masih prospektif untuk bangunan-bangunan yang berada di pusat bisnis. Tapi secara umum memang mengalami pelemahan apalagi kalau dibandingkan dengan KPR.
“Kita lihat datanya begitu [kredit ruko dan rukan cenderung turun] tetapi tergantung lokasi juga. Kalau di lokasi pusat bisnis yang bagus mungkin penjualannya masih bagus,” ucap dia kepada Bisnis.
Tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan KPR antara 23% sampai dengan 25% secara year on year dengan segmen utama rumah tapak seharga Rp350 juta – Rp500 jutaan.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diketahui bahwa suku bunga konsumsi perbankan mengalami penurunan hingga November 2017 sebesar 12,78%. Handayani menilai, kondisi ini sebagai momentum yang baik terutama guna mendongkrak permintaan kredit properti.
Pasalnya, imbuh dia, manakala suku bunga pasar turun diharapkan bisa menjadi pemacu penjualan properti sehingga permintaan KPR juga turun tergenjot. Per Desember tahun lalu, suku bunga dasar kredit KPR BRI berada pada kisaran 9,98%.
Sementara itu, Handayani mengatakan, secara umum sepanjang tahun ini perseroan membidik pertumbuhan kredit konsumer antara 23% - 25% disertai perbaikan risiko pinjaman. Hal ini diyakini perseroan dapat terealisasi sejalan dengan peningkatan indeks properti dan potensi perbaikan pertumbuhan ekonomi.
“Sepanjang tahun lalu kami membukukan penyaluran kredit konsumer Rp114 triliun atau tumbuh 25% secara year on year,” kata Handayani.