Bisnis.com, JAKARTA -- PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) membukukan pendapatan premi Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) sebesar Rp8,99 miliar sepanjang kuartal I/2018, tumbuh 66% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp5,41 miliar.
Kepala Unit Usaha Pertanian dan Mikro Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) Ika Dwinita Sofa menjelaskan pertumbuhan pendapatan premi AUTS meningkat signifikan karena Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong percepatan pelaksanaan program AUTS pada semester pertama tahun ini. Selain itu, pelaksanaan program sapi indukan di sejumlah daerah turut mendorong pertumbuhan.
Dia menyebutkan portofolio nasabah AUTS didominasi program pemerintah yakni sekitar 90%, di mana pemerintah memberikan subsidi 80% dari premi AUTS sebesar Rp200.000 per ekor.
"Dominan program pemerintah. Ada portofolio kami dari feedlotter atau perusahaan penggemukan sapi dan produsen susu, tapi belum besar. Hanya sekitar 10%," katanya, Senin (7/5/2018).
Di sisi lain, pendapatan premi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) tercatat menurun 1% atau menjadi Rp46,33 miliar sepanjang kuartal I/2018. Perseroan berharap pendapatan premi AUTP dapat diakselerasi pada kuartal II/2018.
Meski pendapatan premi AUTP menurun, petani dan stakeholder dinilai mulai menyadari pentingnya asuransi sebagai salah satu mekanisme perlindungan petani. Kerugian yang cukup besar akibat banjir di sepanjang Bengawan Solo pada 2016 serta serangan tikus dan wereng pada 2017, membangun kesadaran pentingnya perlindungan petani.
Di samping itu, semakin banyak program integrasi pertanian yang salah satunya memasukkan asuransi sebagai bagian dari program tersebut seperti program pendampingan pupuk berimbang, program sistem resi gudang, program kredit petani, dan lain lain.
"Kami sedang mengumpulkan informasi penyebab utama [pendapatan premi yang menurun] apa," imbuhnya.
Ika menambahkan pendapatan premi asuransi nelayan pada kuartal I/2018 ditopang oleh mulai berjalannya program asuransi nelayan mandiri karena program Bantuan Premi Asuransi Nelayan (BPAN) 2018 belum dimulai. Jasindo membukukan pendapatan premi asuransi nelayan sebesar Rp546,38 juta hingga Maret 2018.
Adapun pendapatan premi asuransi usaha tani jagung sepanjang kuartal pertama tahun ini mencapai Rp376,19 juta, yang sepenuhnya berasal dari nasabah mandiri.
Sementara itu, asuransi usaha budidaya udang belum memberikan pendapatan premi pada kuartal I/2018. Realisasi asuransi usaha budidaya udang dipacu oleh program pemerintah yang bergulir pada akhir tahun lalu.