Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Bahan Baku Naik, Kredit Modal Kerja Menggeliat

Bisnis.com, JAKARTA Kredit modal kerja diperkirakan akan terus menggeliat pada tahun ini, terdongkrak oleh naiknya impor bahan baku yang membutuhkan dukungan pendanaan dari kredit perbankan.

Bisnis.com, JAKARTA — Kredit modal kerja diperkirakan akan terus menggeliat pada tahun ini, terdongkrak oleh naiknya impor bahan baku yang membutuhkan dukungan pendanaan dari kredit perbankan.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, sepanjang kuartal I/2018 total kenaikan kredit modal kerja diindikasikan dari naiknya impor bahan baku yang mencapai 22,5% secara year on year.

Adapun, beberapa sektor industri yang cukup prospektif adalah industri barang dari kulit dan alas kaki yang naik 18,87%. Selain itu ada industri mesin dan perlengkapan yang naik 18,48%, industri pakaian jadi naik 17,05%, industri alat angkutan lainnya naik 14,44% , dan industri makanan yang naik 13,93%.

"Industri makanan, kulit, pakaian dan otomotif skalanya cukup besar sehingga mampu menopang permintaan kredit modal kerja," katanya kepada Bisnis, Selasa (3/7/2018).

Berdasarkan hasil survei perbankan yang dirilis Bank Indonesia, pada kuartal I/2018 pertumbuhan permintaan kredit baru terjadi pada semua jenis kredit. Namun, prioritas penyaluran kredit baru pada kuartal II adalah kredit modal kerja, diikuti kredit investasi dan kredit konsumsi.

Sementara itu, Statistik Perbankan Indonesia yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa total penyaluran kredit modal kerja per April 2018 senilai Rp2.209,47 triliun. Angka tersebut meningkat sebesar 8,66% (yoy) dari sebelumnya senilai Rp2.033,36. 

Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) kredit modal kerja per April tercatat sebesar 3,36% atau senilai Rp74,35 triliun. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, NPL kredit modal kerja naik dari sebelumnya sebesar 3,27%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdul Rahman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper