Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lynx Asia di Balik Bersih-Bersih Aset Bermasalah Bank Muamalat

Lynx Asia, perusahaan investasi berbasis di Singapura, disinyalir berada di balik aksi bersih-bersih aset bermasalah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Pelepasan aset bermasalah telah dilakukan pada tahap pertama.
Bank Muamalat/Antara
Bank Muamalat/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Lynx Asia, perusahaan investasi berbasis di Singapura, disinyalir berada di balik aksi bersih-bersih aset bermasalah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Pelepasan aset bermasalah telah dilakukan pada tahap pertama.

Menurut sumber Bisnis yang mengetahui rencana aksi korporasi itu, Lynx Asia menjadi fasilitator untuk tukar guling aset bermasalah (asset swap) Bank Muamalat dalam rangka bersih-bersih pembiayaan bermasalah (non-performing finance/NPF).

“Lynx Asia ini yang menjadi pintu untuk melakukan asset swap,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (8/7).

Berdasarkan penelusuran Bisnis, Lynx Asia adalah perusahaan penasehat keuangan dan investasi yang berbasis di Singapura. Namun, klien mereka rata-rata berhubungan dengan perusahaan di Indonesia. Begitu juga nama-nama eksekutifnya rata-rata berasal dari Indonesia.

Sejumlah perusahaan yang dibantu dalam penawaran saham terbatas, private placement, hingga penerbitan surat utang adalah Lippo Karawaci, Podomoro Land, Krakatau Steel, Chandra Asri, Harum Energy, Adaro Energi, Bumi Resources dan lainnya.

Saat diminta konfirmasi mengenai Lynx Asia, Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K. Permana tidak merespons. Pada akhir pekan lalu, Permana menyampaikan telah menjual sejumlah aset bermasalah kepada perusahaan cangkang atau special purpose vehicle (SPV).

Selanjutnya aksi korporasi ini akan kembali dilakukan dalam waktu dekat ini. “Akan ada tambah lagi SVP yang masuk pada tahap kedua,” kata Permana.

Namun, dia enggan menjelaskan lebih detail mengenai skema bersih-bersih aset bermasalah. begitu juga saat ditanya mengenai besaran aset bermasalah yang dilepas pada tahap pertama tersebut.

Permana berjanji akan memberikan keterangan resmi setelah laporan keuangan kuartal II/2018 dirilis. “Nanti akan kami sampaikan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper