Bisnis.com, MANGUPURA--Otoritas Jasa Keuangan mempromosikan industri teknologi finansial atau tekfin dengan menggelar OJK Fintech Days 2018 di Bali.
Acara ini diharapkan dapat menjadi ajang bagi regulator, pelaku dan penggiat tekfin menghasilkan kesepakatan dan komitmen bersama. Diharapkan terjalin kesepakatan dan komitmen bersama untuk memajukan dan mengembangkan industri secara bertanggung jawab demi memberikan dampak bagi Indonesia.
Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech OJK Hendrikus Passagi menuturkan sebagai regulator pihaknya berkewajiban untuk selalu memberikan edukasi kepada masyarakat luas mengenai industri fintech dan berbagai macam produk serta layanannya.
"Kami juga tidak pernah bosan untuk selalu memberikan arahan kepada para pelaku fintech untuk menaati semua peraturan dan panduan yang berlaku sehingga keberadaan mereka dapat benar-benar memberikan dampak positif ke masyarakat luas dan ekonomi nasional,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Seminyak, Jumat (26/10/2018).
OJK Fintech Days 2018 didukung juga oleh Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH). Tema yang diusung dalam ajang ini “Indonesia Digital Paradise”.
Sebanyak 60 perusahaan tekfin yang sudah terdaftar di OJK terlibat dalam kegiatan yang berlangsung selama tiga hari.
Hendrikus mengatakan OJK sangat mendukung peran para pelaku fintech dalam memberikan produk dan layanan keuangan sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat saat ini.
Regulator ingin memastikan bahwa industri tumbuh dengan sehat dan mengedepankan perlindungan konsumen. Sebagai sebuah industri yang masih sangat baru, hal itu dinilai Hendricus sebagai hal yang sangat penting.
“Dengan sinergi yang kuat antarpelaku kepentingan di sektor fintech, saya yakin kita bisa benar-benar mewujudkan Indonesia sebagai sebuah digital paradise,” jelas Hendrikus.
Dengan populasi lebih dari 260 juta penduduk, tersebar di lebih dari 17.000 pulau, potensi tekfin atau fintech di Indonesia memang sangat besar.
Sebagai sektor keuangan berbasis teknologi, tekfin diharapkan mampu memberikan solusi-solusi yang selama ini dibutuhkan masyarakat.
Sebuah penelitian yang dikeluarkan oleh IMF dan Bank Dunia belum lama ini, misalnya, menemukan bahwa kebutuhan pembiayaan di sektor UMKM Indonesia sebesar US$165 miliar belum dapat terpenuhi.
Hendrikus mengharapkan industri tekfin dapat menjadi solusi bagi berbagai tantangan di sektor keuangan karena dukungan teknologi canggih dan jangkauan yang tidak terbatas. Apabila hal tersebut dapat direalisasikan, peran tekfin akan sangat penting dalam membantu tercapainya target inklusi keuangan sebesar 75% pada 2019.
Ketua Harian Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Kuseryansyah mengungkapkan apresiasinya terhadap rangkaian acara “OJK Fintech Days 2018” yang diadakan di Bali.
"Kami mewakili industri fintech sangat mendukung segala bentuk kegiatan sosialisasi yang diadakan oleh OJK karena memang kita butuh untuk terus mengadakan sosialisasi mengenai produk-produk dan layanan fintech ke masyarakat luas. Masih banyak masyarakat kita yang belum terlalu paham mengenai fintech, padahal industri ini dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat,” ujar Kuseryansyah.