Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menilai kondisi pasar keuangan saat ini menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang lebih stabil dan membuka ruang ekspansi yang lebih kondusif. Hal ini tecermin dari penguatan indeks indeks (IDX) BUMN20 yang mengalami penguatan ditopang oleh saham-saham bank pelat merah salah satunya BBRI.
IDX BUMN20 menguat 1,71% atau 6,28 poin ke level 373,53 pada Jumat (16/5/2025). Sekretaris Perusahaan BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan Perseroan tetap akan menjalankan strategi pertumbuhan secara terukur dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian di tengah dinamika eksternal maupun domestik yang masih harus dicermati.
Momentum tersebut juga mencerminkan optimisme terhadap prospek kinerja BRI di tengah meredanya tensi geopolitik dan perang dagang global.
“Terkait dengan volatilitas pasar yang mulai mereda, BRI tetap menjalankan strategi pertumbuhan yang terukur dan prudent. Fokus utama kami adalah menjaga kualitas aset, memperkuat struktur pendanaan melalui penghimpunan dana murah (CASA), serta mendorong pertumbuhan kredit yang selaras dengan kebutuhan sektor riil, khususnya UMKM,” kata Hendy kepada Bisnis.com, dikutip Sabtu (17/5/2025).
Hendy menjelaskan bahwa BRI melihat saat ini sebagai fase transisi menuju arah kebijakan yang lebih pro-growth. Meski begitu, Perseroan tetap akan melakukan evaluasi secara berkala.
Hal ini dilakukan, kata Hendy, dengan mempertimbangkan berbagai faktor eksternal, seperti perkembangan ekonomi global, serta kondisi domestik yang dapat memengaruhi sektor keuangan.
“Kami melihat adanya ruang yang lebih kondusif untuk mendukung ekspansi, namun tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian,” tuturnya.
Hendy menambahkan bahwa sentimen positif dari penguatan pasar diharapkan dapat berdampak pada percepatan pemulihan ekonomi nasional, termasuk peningkatan investasi dan konsumsi masyarakat. Apalagi, hal ini didukung oleh kebijakan-kebijakan pemerintah yang pro terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Dengan fundamental yang kuat dan model bisnis yang resilien, BRI optimistis dapat terus memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan, baik untuk nasabah, pemegang saham, maupun masyarakat luas,” pungkas Hendy.
Sebelumnya, analis menyampaikan prospek saham BRI masih menarik usai mencetak laba Rp13,67 triliun pada periode kuartal I/2025. Selain itu BRI juga mencatatkan penyaluran kredit tumbuh 5% secara tahunan (YoY).
BBRI masih menunjukkan ketahanan dari sisi pendanaan. Hal ini tecermin dari pertumbuhan dana murah sebesar 7,1% YoY, dengan peningkatan giro sebesar 10,5% dan penurunan deposito hingga 10,4%.
"Strategi ini dinilai sejalan dengan upaya manajemen dalam menekan biaya dana atau cost of fund yang dalam jangka menengah diharapkan bisa memperbaiki margin profitabilitas bank," kata Analis Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer kepada Bisnis.com, Rabu (30/4/2025).
Dari sisi valuasi, sebut Khaer, BBRI tetap menarik. Dengan price to book value (PBV) atau rasio harga ke nilai buku per saham di kisaran 1,8 kali, masih di bawah rata-rata historisnya di 2,4 kali.
Selain itu, price to earning ratio (PER) atau rasio harga terhadap laba BRI juga masih undervalue atau sangat murah di 9,65 kali dibanding fair PE atau nilai wajarnya 13,9 kali. "Ini menjadi peluang akumulasi, apalagi dengan rekam jejak BBRI sebagai saham defensif,” sebut Miftahul.