Bisnis.com, JAKARTA – Asuransi perjalanan kian dibutuhkan seiring perubahan gaya hidup masyakat Indonesi dan beberapa faktor lainnya.
Pengamat asuransi Irvan Rahardjo menilai, minat masyarakat Indonesia untuk mengikuti asuransi perjalanan kian bertambah seiring dengan sejumlah tragedi kecelakaan yang menimpa maskapai penerbangan.
Dikatakan, jika sebelumnya masyarakat hanya ikut asuransi perjalanan wajib dari Jasa Raharja, sekarang bergeser dengan membeli polis asuransi perjalanan lainnya.
“Dengan kejadian Lion Air dan lain-lain, kesadaran orang semakin besar untuk membeli asuransi di luar Jasa Raharja,” kata Irvan kepada Bisnis, Minggu (18/11/2018).
Irvan menambahkan sejauh ini, selain Jasa Raharja, perusahaan asuransi yang bermain di sektor perjalanan masih sedikit. Mayoritas mereka yang bermain merupakan perusahaan asuransi asing atau join venture. Padahal, menurut Irvan, asuransi perjalanan memiliki prospek yang cerah, terlebih dengan adanya target kedatangan wisatawan dalam dan luar negeri yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata.
Berdasarkan catatan Bisnis, Kementerian Pariwisata menargetkan 17 juta wisatawan mancanegara pada 2018, meskipun berdasarkan data BPS jumlah kunjungan wisman ke Indonesia secara kumulatif pada Januari-Mei 2018 baru mencapai 6,17 juta kunjungan.
Baca Juga
Adapun pada 2017 dari target 15 juta kunjungan wisman terealisasi 14,039 juta kunjungan atau sekitar 90%.
“Asuransi perjalanan bagus karena wisatawan dalam dan luar negeri targetnya besar,” kata Irvan.
Selain target wisatawan yang besar, lanjutnya, faktor lain yang membuat asuransi perjalanan perlu dimanfaatkan dengan baik adalah perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia yang menjadikan liburan sebagai kebutuhan.
Masyarakat Indonesia yang sekarang banyak dihuni oleh kaum milenial, kerap menghabiskan uang mereka untuk suatu hal yang bersifat sementara atau membeli barang yang tidak membutuhkan perawatan.
“Orang sekarang kebutuhan hidupnya bergeser dari pengaturan keuangan kepada gaya hidup leisure atau mewah."
Irvan mengungkapkan adapun tantangan yang harus dihadapi perusahaan asuransi dalam mengembangkan asuransi perjalanan adalah membuat produk yang sederhana dan mengoptimalkan pemasaran digital.
“Tidak terbelit-belit dan mampu mengoptimalkan fungsi platform digital dalam memasarkannya,” ucapnya.