Bisnis.com, JAKARTA - PT Home Credit Indonesia merealisasikan pembiayaan senilai Rp9,5 triliun sepanjang 2018, tumbuh 79,24% secara tahunan.
Jaroslav Gaisler, Direktur Utama & Chief Executive Officer Home Credit mengatakan hal itu diraih dari luasnya wilayah ekspansi perusahaan. Selain itu, pertumbuhan nasabah produk pembiayaan digital juga terus tumbuh mencapai 374.000 pengguna dan sebanyak 61.000 pelanggan telah mengajukan pembiayaan.
“Kami sudah berdiri sejak 2013 dan sampai sekarang kami sudah hadir di 141 kota dari sebelumnya 113 pada 2017. Artinya, cakupan kami sudah 90% populasi di Indonesia,” tuturnya, Senin (14/1/2019).
Peningkatan tersebut juga diikuti dengan bertambahnya jumlah titik distribusi yakni dari 11.400 pada 2017 menjadi 18.000 pada 2018.
Portofolio pembiayaan Home Credit sepanjang 2018 didominasi oleh pembiayaan gadget hampir 69,24%, elektronika 18,29% dan furnitur sebesar 6,97%. Adapun lainnya merupakan pembiayaan multiguna seperti travelling dan pendidikan.
Kendati terus mengalami pertumbuhan pembiayaan, non performing financing (NPF) Home Credit masih terhitung aman, yakni 0,75%.
Bahkan, untuk pertama kalinya sejak berdiri 6 tahun silam, Home Credit Meraih profit. Namun, besaran laba belum dapat dipublikasikan karena masih menunggu laporan keuangan yang diaudit.
“Butuh waktu untuk mencapai laba. Kami memilih fokus membangun skala bisnis dulu. Untuk itu kami butuh banyak investasi. Ini juga terlihat dari penambahan jumlah karyawan,” ujarnya.
Jumlah karyawan Home Credit tercatat naik dari 9.500 orang pada 2017 menjadi 11.000 orang pada 2018. Saat ini Home Credit telah melayani 3,6 juta pelanggan di seluruh Indonesia.
“Dari awal 2018, kami tutup tahun dengan profit untuk pertama kalinya. Hal ini dibuktikan dari penambahan 2 juta pelanggan baru pada 2018."