Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank BCA Syariah memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan akan melambat seiring dengan ketatnya likuiditas perbankan. Namun demikian, dia meyakini pembiayaan infrastruktur akan tetap tumbuh positif.
Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih mengatakan bahwa ketatnya likuiditas perbankan akan berdampak pada pertumbuhan pembiayan yang melambat. Hal itu juga akan memengaruhi persaingan pricing di pasar.
“Menurut saya memang proyeksi likuiditas saat ini ketat, dampaknya pertumbuhan pembiayaan akan melambat. Selain itu pricing [pembiayaan] juga akan meningkat. Kami proyeksikan pertumbuhan pembiayaan di rentang 12%—15%,” katanya kepada Bisnis, Senin (18/2/2019).
Hal itu, lanjutnya, akan membuat perseroan lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan, termasuk dalam pembiayaan sindikasi dalam jumlah besar. Pemberian pembiayaan akan mengacu pada batas maksimum pemberian dana masing-masing debitur.
Sejauh ini, BCA Syariah menyatakan akan terlibat dalam pembiayaan sindikasi baru kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Selain itu, perseroan juga akan ikut dalam pembiayaan proyek infrastruktur bandara dan jalan tol.
“Saya tidak bisa jelaskan terlalu detail siapa-siapanya ya. Tapi batch lalu, PLN sudah cair, sekarang lagi proses yang batch berikut. Demikian juga untuk yang transportasi darat juga sudah proses. Menurut saya realisasi di kuartal II akhir sampai dengan kuartal IV,” jelasnya.
Baca Juga
Dia mengatakan, total pembiayaan untuk ketiga proyek tersebut dapat mencapai Rp500 miliar, baik melalui sindikasi maupun pembiayaan langsung. Dia optimistis, jumlah tersebut dapat terus bertambah seiring dengan dorongan pemerintah membangun infrastruktur.
“Itu kan baru yang sudah di pipeline, saya optimistis masih ada lagi. Kami tetap optimistis karena pembangunan infrastruktur akan terus didorong oleh pemerintah,” ujarnya.