Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) mencatatkan perolehan laba bersih konsolidasi (diaudit) sebesar Rp3,5 triliun pada periode yang berakhir 31 Desember 2018, naik sebesar 16,9% year-on-year, dengan menghasilkan earnings per share Rp139,67.
Pertumbuhan laba bersih tersebut didukung oleh pendapatan non bunga atau non-interest income yang naik sebesar 13,8% menjadi Rp3,8 triliun, serta penurunan pada biaya kredit sebesar 63 bps, dari 2,26% menjadi 1,63%. Rasio Loan Loss Coverage bank yang berkode saham BNGA ini berada di level yang aman sebesar 105,86%.
Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan mengatakan kinerja CIMB Niaga pada 2018 mengalami kemajuan di tengah proses rekalibrasi bisnis dan kondisi pasar yang menantang.
Peningkatan pada pendapatan operasional utamanya didorong oleh pendapatan non bunga yang tumbuh sebesar 13,8%. Sejalan dengan aspirasi untuk tetap fokus pada kualitas aset, biaya pencadangan turun sebesar 25,7% Y-o-Y, menghasilkan penurunan pada biaya kredit dari 2,26% pada 2017 menjadi 1,63% sepanjang 2018.
Pencapaian ini berkontribusi pada perolehan laba bersih secara tahunan yang tumbuh 16,9% menjadi Rp3,5 triliun.
"Kami akan terus menjaga target pertumbuhan sekaligus memperhatikan kualitas aset sebagai prioritas utama," katanya dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Rabu (20/2/2019).
Dengan total aset mencapai Rp266,8 triliun per 31 Desember 2018, CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai bank swasta terbesar kedua di Indonesia dari sisi aset.
Jumlah kredit yang disalurkan tumbuh 1,8% Y-o-Y menjadi Rp188,5 triliun, yang utamanya dikontribusikan oleh pertumbuhan pada Kredit Pemilikan Rumah sebesar 11,2% menjadi Rp30,0 triliun, kredit Usaha Kecil, dan Menengah sebesar 8,5% menjadi Rp29,6 triliun dan kartu kredit sebesar 5,5% menjadi Rp8,6 triliun.
Total penghimpunan dana pihak ketiga tercatat sebesar Rp190,8 triliun, dengan rasio CASA sebesar 52,61% dan tabungan yang tumbuh sebesar 8,5% Y-o-Y.
Hal ini sejalan dengan komitmen Bank untuk mengembangkan layanan digital dan meningkatkan customer experience. Untuk diketahui, CIMB Niaga telah meluncurkan teknologi pembayaran QR pada Oktober 2018 untuk memudahkan transaksi nasabah.
CIMB Niaga terus mengembangkan produk-produk berbasis digital untuk melengkapi layanan yang diberikan melalui kantor cabang. Per 31 Desember 2018, 94,0% dari total transaksi nasabah telah dilakukan melalui layanan digital banking seperti CIMB Clicks, Go Mobile, ATM, dan Rekening Ponsel.
Di segmen perbankan Syariah, total pembiayaan Unit Usaha Syariah CIMB Niaga mencapai Rp26,5 triliun atau naik 58,8% Y-o-Y dengan DPK sebesar Rp23,7 triliun yang tumbuh 19,1% Y-o-Y per 31 Desember 2018. Saat ini CIMB Niaga Syariah merupakan bank Syariah terbesar kelima di Indonesia dari sisi aset.
"Ke depan, kami akan terus fokus memperbesar bisnis konsumer dan UKM, meningkatkan CASA serta memperkuat proposisi bisnis Syariah dan penawaran produk Syariah," Tigor menambahkan.