Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih BFI Finance Tumbuh 24%

PT BFI Finance Indonesia Tbk. membukukan pertumbuhan laba bersih hingga 24% sepanjang 2018 dengan ditopang peningkatan pendapatan dan piutang pembiayaan.
Direktur Keuangan PT BFI Finance Indonesia Tbk Sudjono (kanan)  didampingi Direktur Pemasaran Sutadi memberikan penjelasan saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, Senin (14/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur Keuangan PT BFI Finance Indonesia Tbk Sudjono (kanan) didampingi Direktur Pemasaran Sutadi memberikan penjelasan saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, Senin (14/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk. membukukan pertumbuhan laba bersih hingga 24% sepanjang 2018 dengan ditopang peningkatan pendapatan dan piutang pembiayaan.

Sudjono, Finance Director & Corporate Secretary PT BFI Finance Indonesia Tbk., mengatakan pada tahun lalu pihaknya membukukan laba bersih senilai Rp1,47 triliun atau bertumbuh 24% dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya.

Realisasi itu sejalan dengan pertumbuhan pendapatan emiten pembiayaan dengan kode saham BFIN ini yang meningkat di kisaran yang sama pada tahun lalu.

“Pertumbuhan piutang dan aset yang positif berdampak pada pendapatan sebesar 24% menjadi Rp5 triliun,” jelasnya dalam keterangan resmi pada Sabtu (23/2/2019).

Sudjono menjelaskan pada 2018 pihaknya membukukan kenaikan piutang bersih pembiayaan sebesar 14% menjadi Rp17,3 triliun. Peningkatan ini, sebutnya, berada di atas kinerja industri pembiayaan yang hanya mencapai 5,2% pada periode sama.

Sementara itu, aset BFIN juga mencapai Rp19,1 triliun pada akhir 2018 atau meningkat sebesar 16% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni Rp16,5 triliun.

Kinerja positif itu, jelasnya, tidak terlepas dari upaya BFIN untuk menjalankan sejumlah strategi. Pasalnya pada 2018, industri pembiayaan dihadapkan pada sejumlah tantangan, antara lain pengetatan likuiditas perbankan, kenaikan tingkat suku bunga, serta menurunnya kepercayaan perbankan sebagai imbas dari beberapa kasus kredit macet yang melibatkan perusahaan pembiayaan.

“Beragam kondisi eksternal khususnya pada semester II/2018 cukup menantang perusahaan untuk dapat tetap tumbuh secara sehat. Namun, BFIN  mengambil langkah-langkah strategis sehingga berhasil menjaga kualitas aset yang tetap baik ditengah pertumbuhan bisnis,” jelasnya.

Selain itu, Sudjono mengatakan hingga akhir 2018 BFIN juga mampu menjaga rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing finance (NPF). Pihaknya mampu menjaga NPF di kisaran 1,2%.

Pencapaian itu dinilai jauh lebih baik dibandingkan dengan tingkat NPF industri pembiayaan berada pada level 2,7%.

“Kinerja perusahaan pada tahun lalu masih tumbuh lebih tinggi di atas rata-rata industri. Ini sinyal yang baik bagi perusahaan untuk terus menjaga pertumbuhan bisnis yang berkesinambungan,” ujar Sudjono.

Sutadi, Business Director BFIN, mengatakan pihaknya bakal terus melakukan inovasi dan pengembangan produk untuk menjangkau konsumen-konsumen baru.

Apalagi, jelasnya, pihaknya didukung dengan kehadiran 401 kantor pemasaran dan 22 kantor pemasaran BFIFinance Syariah yang tersebar di berbagai wilayah. “Di antaranya lewat produk syariah, lifestyle product atau leisure, dan education, serta bekerjasama engan beberapa perusahaan digital dalam memasarkan produk BFI Finance,” jelas Sutadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper