Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspansi BCA Ditopang Kredit Korporasi

BCA menyalurkan kredit senilai Rp538 triliun sepanjang 2018, ditopang oleh penyaluran kredit kepada debitur korporasi.

Bisnis.com, JAKARTA — Penyaluran kredit PT Bank Central Asia Tbk. sepanjang 2018 mencapai Rp538 triliun, naik 15,1% secara tahunan. Debitur korporasi menjadi penopang utama penyaluran kredit, dengan pertumbuhan 20,4% yoy menjadi Rp213,3 triliun. 

Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja mengatakan hal itu menunjukan bahwa korporasi tetap optimistis di tengah ketidakpastian ekonomi. Kendati demikian, besar kemungkinan naiknya permintaan dari debitur korporasi juga dipengaruhi oleh mahalnya dana dari pasar modal.

“Ini juga karena kebetulan bonds [obligasi] tahun lalu jadi mahal, jadi korporasi cari uang lari ke kredit perbankan. Lalu mungkin ada juga refinancing,” katanya dalam paparan kinerja BCA 2018 di Jakarta, Kamis (28/2/2019). 

Berkaca pada capaian tahun lalu, Jahja meyakini bahwa tahun ini kinerja serupa tidak akan sulit untuk dicapai. Dia menargetkan setidaknya kredit BCA bisa tumbuh 10% pada akhir 2019. Debitur korporasi masih akan memainkan peran penting dalam setiap sektornya, termasuk juga infrastruktur. 

Jahja melanjutkan, persaingan terberat bank dalam penyaluran kredit adalah pada segmen kredit komersial dan SME (small medium enterprise). Pada tahun lalu BCA mengucurkan kredit ke segmen ini sebesar Rp183,77 triliun atau naik 13,4% yoy. 

Persaingan cenderung sulit karena hampir seluruh bank di dalam negeri bermain di ceruk pasar tersebut. “Bank kecil banyak tidak bisa masuk ke korporasi. Begitu juga untuk sektor infrastruktur. Bank asing juga tidak banyak. Kalau ada itu dapat pendanaan dari luar,” katanya. 

Sementara itu untuk kredit konsumsi tebilang paling banyak terkena dampak dari kenaikan suku bunga kebijakan Bank Indonesia. Secara total segmen kredit ini naik 9,7% yoy, menjadi Rp140,78 triliun. 

Kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) hanya tumbuh satu digit. Keduanya, masing-masing, naik sekitar 9% dan 4%.

“Segmen ini sangat sensitif dengan harga. Tahun lalu ada kenaikan suku bunga 175 bps, kami ikut menyesuaikan,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper