Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank DBS Indonesia mengklaim penyaluran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM belum menyentuh porsi 20% dari total portofolio kredit yang dimiliki perseroan. Padahal, ketentuan itu telah berlaku dari regulator untuk dipenuhi perbankan dengan batas tenggat akhir tahun lalu.
Direktur PT Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung mengatakan sejauh ini porsi kredit perseroan masih didominasi oleh kredit korporasi. Alhasil, masih perlu upaya agar mendorong porsi kredit UMKM naik hingga 20%.
"Dari volume kami targetkan tahun ini juga naik 20%, seiring dengan itu dan berbagai strategi yang akan kami tempuh harapannya akhir tahun ini bisa memenuhi target regulator," katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Adapun salah satu strategi yang dilakukan perseroan yakni menjalin kemitraan strategis dengan PT Cipta Piranti Sejahtera, perusahaan yang mengembangkan perangkat lunak cloud akuntansi Accurate Online. Menurut Rudy, strategi menggandeng perusahaan rintisan ini sangat gencar dilakukan mengingat pesatnya perkembangan usaha baru berbasis digital tersebut.
Apalagi, lanjut Rudy, rentang plafon mulai dari ratusan juta hingga ratusan miliar di perseroan masih masuk dalam kategori UMKM.
Sementara itu melalui kerjasama Accurate Online, Bank DBS Indonesia berharap dapat membantu nasabah UMKM menghemat waktu dan sumber daya manusia. Pasalnya, setelah UMKM menghubungkan akun korporat Bank DBS Indonesia dengan Accurate Online, setiap transaksi bisnis yang dilakukan oleh UMKM dengan akun korporat Bank DBS Indonesia akan secara otomatis masuk dan tercatat dalam Accurate Online.
Pengaturannya pun mudah dan tidak memerlukan formulir kertas apapun nasabah hanya perlu sekali autorisasi koneksi melalui internet banking IDEAL dan transaksi bank dan DBS akan langsung masuk tercatat ke Accurate Online setiap hari. Setelah transaksi bank tercatat dalam Accurate Online Smart Reconciliation akan mencoba mencocokkan data rekening koran dengan entri akuntansi secara otomatis, sehingga dapat menghemat berjam-jam waktu pengguna dalam melakukan rekonsiliasi bank.
Hal ini juga berarti bahwa setiap pengusaha dapat memiliki pembaruan terkini tentang arus kas mereka sehingga dapat membuat keputusan keuangan yang lebih baik. lnovasi ini menyingkirkan tugas manual mengimpor transaksi bank dan rekonsiliasi.
"Kami menemukan banyak UKM dan start-up yang menggunakan Excel atau kertas fisik untuk pembukuan. Mengingat sifat tugas tersebut yang membosankan, mereka cenderung melakukan rekonsiliasi hanya sebulan sekali, sehingga pandangan yang dimiliki tentang arus kas mereka tidak up-date. Ini tentu tidak baik bagi pengusaha kecil yang baru memulai usaha, apalagi investor pasti juga ingin transparansi laporan keuangan,” ujar Rudy.
Sisi lain, Bank DBS Indonesia juga berkolaborasi dengan UnionSPACE, perusahaan co-working terbesar di Asia Tenggara, untuk membantu UMKM menghemat biaya modal dan mendukung ekspansi mereka di luar Indonesia. Nasabah UMKM baru dan iama dari DBS akan mendapat manfaat dan berlangganan gratis selama 6 bulan ke Paspor UnionSPACE yang baru saja diluncurkan.
Paspor UnionSPACE tidak hanya memungkinkan UMKM untuk menggunakan aIamat kantor yang bergengsi, tetapi juga memberikan UMKM penggunaan lokasi UnionSPACE dan partner outlet di Indonesia. Selain itu, UMKM yang ingin melakukan ekspansi di luar Indonesia dapat mengunjungi lokasi UnionSPACE di negara lainnya.
Hal ini juga dapat dikemas dengan DBS Multi-Currency Account yang membantu UMKM bertransaksi dan mengelola ke 12 mata uang dalam e-wallet terpisah, semua dikelola dalam satu akun tunggaI. Secara keseluruhan, UMKM dapat menghemat hingga Rp50 juta dalam biaya sewa dan perbankan.
Sementara itu, dari segi kualitas meski enggan menyebut secara rinci rasio NPL kredit UMKM perseroan, Bank DBS mengklaim akan selalu menjaga tidak jauh dengan angka industri.
Begini Strategi DBS Penuhi Target Kredit UMKM 20%
PT Bank DBS Indonesia mengklaim penyaluran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM belum menyentuh porsi 20% dari total portofolio kredit yang dimiliki perseroan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ipak Ayu H Nurcaya
Editor : Mia Chitra Dinisari
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
23 menit yang lalu