Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Victoria Tbk. menyiapkan lagi penerbitan surat berharga sebagai salah satu upaya untuk menghimpun pendanaan jangka menengah dan panjang dari pasar modal.
Ahmad Fajar President Director PT Bank Victoria Tbk. menyatakan pendanaan tersebut untuk memperkuat struktur pendanaan perseroan dan mendukung rencana ekspansi bisnis.
Menurut Ahmad Fajar, bentuk penerbitan surat berharga itu bervariasi seperti obligasi, subordinated loan, serta sertifikat deposito.
“Pada tahun 2019 ini kami masih akan menerbitkan obligasi dan subordinated loan. Untuk memenuhi pendanaan jangka panjang yang jatuh tempo, jumlahnya antara Rp500 miliar sampai dengan Rp600 miliar lagi,” katanya kepada Bisnis.
Dengan rencana itu, Ahmad Fajar memperkirakan total emisi surat berharga yang akan dilakukan mencapai Rp700 miliar-Rp800 miliar,
Teranyar, emiten bersandi BVIC tersebut baru menerbitkan negotiable certificate of deposit (NCD) dengan nilai Rp200 miliar pada pekan ketiga Februari 2019.
Baca Juga
Surat berharga tersebut dibagi dalam tiga seri, yakni seri A dengan tenor 6 bulan, tingkat kupon 8,5% sebesar Rp100 miliar; seri B dengan tenor 9 bulan tingkat kupon 8,75% sebesar Rp40 miliar serta seri C tenor 12 bulan dengan kupon 9% sebesar Rp60 miliar.
Menurut Ahmad Fajar, emisi NCD tersebut juga mendapat respons yang positif dari para investor alias oversubscribe. Meski demikian, BVIC tetap merealisasikan penerbitan Rp200 miiliar sesuai rencana bisnis bank.
Pendanaan yang didapatkan tersebut akan digunakan untuk operasional bank yang disalurkan dalam bentuk kredit.
“Dari periode Januari sampai sekarang kami baru menerbitkan NCD dan ini baru test the water untuk memperoleh dana jangka panjang, untuk memperbaiki struktur liabilitias dengan dana jangka panjang,” katanya.