Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. berupaya menjaga kualitas kredit dengan mengoptimalkan sejumlah strategi, dimulai dari mitigasi risiko yang lebih prudent serta langkah restrukturisasi kredit bermasalah.
Direktur Manajemen Risiko BNI Bob Tyasika Ananta mengatakan bahwa sejumlah strategi utama yang dilakukan bank pelat merah tersebut untuk menjaga kualitas kredit adalah mitigasi risiko yang lebih seksama sejak awal.
Menurut Bob, BNI telah memiliki kebijakan internal dalam seleksi calon debitur. Misalnya, untuk debitur di segmen nasabah korporasi, baik korporasi swasta maupun perusahaan BUMN, BNI hanya akan memberikan kredit kepada top player di bidangnya.
“Pemberian kredit untuk seluruh segmen hanya kami tujukan kepada nasabah yang berkualitas dengan pemberian yang prudent sesuai dengan aturan otoritas dan kebijakan internal,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (9/4/2019).
Sementara itu, apabila pembayaran cicilan kredit debitur sudah terlanjur tersendat dan masuk dalam kategori Loan at Risk (LaR), maka BNI akan membantu proses restrukturisasi kredit, bahkan memfasilitasi mereka untuk mendapatkan investor strategis yang diharapkan akan memperbaiki kinerja perusahaan tersebut.
Bob meproyeksikan rasio kredit restrukturisasi terhadap total kredit akan turun dibandingkan tahun sebelumnya di kisaran 5%—6%, demikian juga dengan hapus buku diharapkan tidak lebih dari yang sudah dilakukan pada tahun lalu.
Baca Juga
Sebagai gambaran total nilai hapus buku kredit bermasalah di BNI tahun lalu mencapai Rp7,44 triliun, menurun dibandingkan posisi pada akhir 2017. Semua segmen mengalami penurunan hapus buku, kecuali segmen kecil yang meningkat dari Rp1,91 triliun menjadi Rp2,15 triliun.
Adapun, total restrukturisasi kredit BNI mencapai Rp29,3 triliun, Rpturun 1,1 triliun dibandingkan 2017. Penurunan tersebut disebabkan oleh selesainya periode restrukturisasi beberapa debitur dan keberhasilan strategi restrukturisasi tersebut.
“Restrukturisasi yang dilakukan, kami pandang berhasil karena beberapa debitur telah berada di kolektabilitas 1 dan suku bunganya telah sesuai dengan suku bunga komersil,” ujarnya.