Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Artos Indonesia Tbk., kembali mencatatkan rugi pada kuartal I tahun 2019. Besarnya kerugian kali ini tercatat Rp6,02 miliar, melanjutkan tren rugi tahun 2018 yang menyentuh Rp23,28 miliar.
Jika dibandingkan dengan kuartal I/2018 tahun sebelumnya yang hanya Rp3,27 miliar, maka percetakan rugi ini meningkat 61,82 persen year on year (yoy).
Berdasarkan laporan publikasi perseroan (29/4/2019), penurunan laba ini dikarenakan pendapatan bunga bersih perseroan turun dari Rp7,06 miliar pada kuartal I/2018 menjadi Rp4,15 pada kuartal I/2019.
Hal ini juga sejalan dengan net interest margin (NIM) perseroan yang turun 121 basis poin dari 4,66 persen pada kuartal I/2018 menjadi 3,45 persen pada kuartal pertama tahun 2019.
Meski demikian, perseroan setidaknya mampu memperkecil beban operasional bersih meski hanya 5,23 persen menjadi Rp10,70 miliar pada periode ini.
Di sisi lain, penyaluran kredit juga menunjukkan tren penurunan, yakni 40,26 persen secara tahunan dari Rp449,05 miliar menjadi Rp355,79 miliar. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) masih belum banyak mengalami perubahan, masih di kisaran Rp528 miliar dengan komposisi simpanan berjangka sekitar 80 persen.
Sebagai informasi, perseroan akan mengganti Direktur Utamanya Reinantha Yaputra pada 27 Mei 2019. Reinhart mengundurkan diri karena merasa masih belum mampu memenuhi harapan pemegang saham.
“Dalam perjalanan mengelola, saya merasa banyak kekurangan dan belum mampu memenuhi harapan pemegang saham PT Bank Artos Tbk. Untuk itu saya bermaksud mengajukan permohonan pengunduran diri sari jabatan saya sebagai Direktur Utama,” tulis Reinantha dalam suratnya yang disampaikan manajemen ke BEI.