Bisnis.com, JAKARTA – Industri asuransi umum membukukan perolehan premi bruto senilai Rp19,76 triliun pada Q1/2019 atau tumbuh 18,96% dibandingkan dengan Q1/2018 senilai Rp16,61 triliun.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody Achmad S. Dalimunthe menjelaskan pertumbuhan tersebut didorong oleh 10 lini bisnis yang mencatatkan kinerja positif dari total 14 lini bisnis.
Lini asuransi kendaraan bermotor bersama lini asuransi penerbangan, rekayasa, dan liabilitas mencatatkan kinerja negatif.
Berdasarkan paparan kinerja industri asuransi umum dan reasuransi pada Q1/2019 oleh AAUI, lini asuransi kendaraan bermotor mencatatkan premi Rp4,74 triliun. Jumlah tersebut menurun 1,1% dibandingkan capaian Q1/2018 senilai Rp4,79 triliun.
Capaian awal tahun ini mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan capaian Q1/2018. Pada awal tahun lalu, lini asuransi kendaraan bermotor tercatat tumbuh 16,9% dibandingkan dengan premi Q1/2017 senilai Rp4,1 triliun.
Lini asuransi properti, kontributor terbesar kedua setelah asuransi kendaraan bermotor, mencatatkan premi Rp4,66 triliun pada Q1/2019. Jumlah tersebut meningkat 26,3% dibandingkan dengan Q1/2018 senilai Rp3,69 triliun.
Kontributor terbesar ketiga, lini asuransi kredit, mencatatkan premi Rp3,19 triliun pada Q1/2019. Capaian tersebut meroket 118,2% dibandingkan dengan premi Q1/2018 senilai Rp1,46 triliun.
Adapun, lini asuransi liabitas dengan premi Rp842,46 miliar pada Q1/2019 mengalami penurunan 10,9% dibandingkan dengan Q1.2018 senilai Rp945,58 miliar. Lalu, lini asuransi rekayasa mencatatkan premi Rp543,2 miliar pada Q1/2019 atau turun 17,3% dibandingkan dengan Q1/2018 senilai Rp656,8 miliar.
Penurunan cukup besar terjadi pada lini asuransi penerbangan dengan premi Rp97,7 miliar pada Q1/2019 yang menurun 45,2% dibandingkan dengan Q1/2018 senilai Rp178,3 miliar.
Meskipun begitu, menurut Dody, penurunan tersebut tidak terlalu berdampak bagi industri secara umum karena porsi preminya berkisar 1% dari toal premi.