Bisnis.com, JAKARTA – PT Akseleran Inklusif Keuangan Indonesia, penyelenggara layanan pinjam meminjam berbasis teknologi atau finansial technology/fintech lending, bakal berfokus pada intensifikasi produk yang ada pada semester II/2019.
Kendati begitu, fintech lending dengan brand Akseleran ini berupaya untuk meningkatkan porsi pembiayaan melalui skema supply chain.
CEO & Co-Founder PT Akseleran Inklusif Keuangan Indonesia Ivan Nikolas Tambunan menjelaskan sebenarnya pada paruh kedua tahun ini pihaknya tidak akan melakukan perubahan signifikan dari strategi semester I/2019.
“[Strategi] kami masih sama. Kami masih ingin intesifikasi produk yang ada,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (10/6/2019).
Ivan menjelaskan pihaknya memiliki sejumlah lini produk. Sejak awal beroperasi atau pada Oktober 2017, Akeselarn misalnya sudah menjalankan jenis pembiayaan tagihan atau invoice financing. Jenis produk ini cukup dominan berkontribusi bagi portofolio pembiayaan Akseleran.
Selain itu, Akseleran juga menjalankan produk pembiayaan tagihan dalam wujud receivable financing. Melalui produk ini, pelaku UKM bisa mengajukan pinjaman dengan menggunakan purchase order atau PO, surat perintah kerja atau SPK dan kontrak. Produk ini pun berkontribusi cukup signifikan bagi pembiayaan Akseleran.
Selebihnya, portofolio platform ini berasal dari inventory financing, capex financing dan online merchant. “Itu yang kami intefisikasi,” jelas Ivan.
Kendati begitu, Ivan menegaskan ke depan pihaknya bakal mendorong beragam jenis pembiayaan itu dengan skema supply chain. Melalui skema itu, Akseleran bekolaborasi dengan sejumlah pihak, seperti anchor corporate atau project owner yang bertindak sebagai payer.
Dari pihak-pihak tersebut, Akseleran bakal terhubung dengan para vendor atau supplier yang bisa mengakses pembiayaan tagihan dan jenis pembiayaan lainnya.
Ivan mencontohkan pihaknya baru-baru ini bermitra dengan project owner untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas. Dari kemitraan itu, jelasnya, pihaknya dihubungkan dengan sejumlah vendor proyek tersebut.
Menurutnya, baru sekitar 20% dari pembiayaan akseleran direalisasikan melalui skema tersebut. Porsi itu, sambung Ivan, ingin ditingkatkan lebih jauh lagi.
“Kami mau lebih fokus lagi ke supply chain. Itu kami intensifikasi di semester kedua [2019],” jelas dia.
Adapun, hingga saat ini Akseleran telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp497 miliar. Realisasi itu bertumbuh cukup signifikan dari penyaluran pada akhir April 2019 yang mencapai Rp425 miliar.
“Per hari ini hampir Rp500 miliar. Pada Mei [2019] kemarin [realisasi pembiayaan hampir Rp73 miliar,” kata Ivan.