Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia diperkirakan akan menurunkan suku bunga acauan sebanyak 25 basis poin pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17 Juli 2019.
Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana menyampaikan, sentimen dovish dari The Fed sangat membuka peluang Bank Indonesia (BI) melakukan penurunan suku bunga melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) mendatang.
"Kemungkinan akan ada penurunan 25 Bps," ujar Fikri kepada Bisnis.com, Selasa (16/7/2019).
Di pihak lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR RI mengatakan, pada semester I/2019, suku bunga SPN lebih tinggi dari tahun lalu. Namun sejak Mei 2019, yield SBN Indonesia mengalami penurunan.
"Tingginya suku bunga disebabkan oleh tingginya suku bunga The Fed, risiko perang dagang, serta likuiditas dalam negeri," ungkapnya.
Dia memprediksi, pada semester II/2019 tingkat suku bunga SPN diperkirakan turun gradual. Penurunan dipengaruhi oleh terjaganya stabilitas ekonomi dan kenaikan rating investment grade Indonesia.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan perundingan Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping telah menciptakan sentimen positif.
Dia berharap sentimen positif ini bisa bertahan lama dan menghapus prediksi adanya penambahan daftar barang terkena tarif impor.
"Pertemuan di Osaka, kedua negara sepakat ke meja perundingan sehingga itu setidaknya ada tone positif daripada berita sebelumnya kemungkinan 10% dan barang ditambah lagi," papar Perry.
Jika sentimen positif dari Osaka berlanjut ada kemungkinan The Fed tahun ini atau tahun depan akan menurunkan suku bunga 25 basis poin.
Oleh sebab itu, dalam RDG mendatang, BI akan melihat semua kemungkinan dan reaksi The Fed sebelum ikut menurunkan suku bunga acuan.