Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Dia Alasan Kenapa Suku Bunga BI 7DRR Harus Turun

Banyak kalangan berharap Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (BI) Juli 2019 akan mulai melakukan pelonggaran kebijakan moneter dengan memangkas tingkat suku bunga acuan alias BI 7-Day Repo Rate (7DRR).
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan penjelasan pada jumpa pers mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (21/3/2019). Bank Indonesia memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI 7DRR) sebesar 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen. Bisnis/Nurul Hidayat
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan penjelasan pada jumpa pers mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (21/3/2019). Bank Indonesia memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI 7DRR) sebesar 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Banyak kalangan berharap Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (BI) Juli 2019 akan mulai melakukan pelonggaran kebijakan moneter dengan memangkas tingkat suku bunga acuan alias BI 7-Day Repo Rate (7DRR).

Dari 33 ekonom yang disurvei Bloomberg, sebanyak 27 ekonom memperkirakan BI akan memangkas 7DRR sebanyak 25 basis poin ke level 5,75%.

Sementara itu, 6 ekonom lainnya masih memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan 7DRR pada level 6%.

Lalu apa sebenarnya yang menjadi alasan kenapa BI harus memangkas suku bunga acuan 7DRR-nya? Berikut alasannya:

Pertama, penurunan suku bunga acuan akan diputuskan seiring dengan sentimen dovish dari The Fed dalam beberapa waktu terakhir.

Kedua, penurunan suku bunga acuan 7DRR diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang melambat.

Ketiga, laju inflasi saat ini cenderung stabil dan terjaga dalam target BI yakni 3,5% dan berpotensi berada pada posisi 3% sampai akhir tahun.

Keempat, tren penurunan yield SUN domestik dan yield US Treasury dengan spread yang masih sangat besar.

Kelima, kinerja neraca perdagangan Indonesia yang positif dalam 2 bulan terakhir.

Keenam, laju nilai tukar rupiah cenderung stabil.

Ketujuh, aliran dana asing ke pasar finansial Indonesia masih terjaga.

Kedelapan, arah kebijakan moneter bank sentral baik di Asia maupun global cenderung dovish dengan potensi pelonggaran moneter. 

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan salah satu agenda utama dalam RDG bulan ini adalah perihal suku bunga acuan.

Perry menilai pascapertemuan G20 di Osaka, sentimen perang perdagangan global mulai memudar. Kondisi ini menurut Perry bisa menjadi pertimbangan BI menurunkan suku bunga acuan jika waktunya tepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Achmad Aris
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper