Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Bukopin Tbk. mengincar pertumbuhan kredit konsumer bisa mencapai 8 persen hingga akhir 2019.
Direktur Konsumer Bank Bukopin Rivan A. Purwantono mangatakan pertumbuhan kredit konsumer pada paruh pertama 2019 ini belum meningkat signifikan, namun pihaknya optimistis bisa mencapai target pada semester II/2019.
“Biasa saja, di industri kan mencapai 4 persen – 5 persen, semua bank merevisi. Kami sama, kok, tetapi harapannya kami tidak putus asa,” katanya kepada Bisnis, belum lama ini.
Rivan menyampaikan, pertumbuhan penyaluran kredit konsumer perseroan pada semester I/2019 ditopang oleh segmen kredit pemilikan motor (KPM).
Bekerja sama dengan anak usaha, PT Bukopin Finance, penyaluran kredit KPM Bank Bukopin meningkat hingga lebih dari 100 persen secara tahunan, sehingga perseroan akan lebih menggenjot kredit di segmen ini hingga akhir tahun.
“Makanya di awal kami kebut KPM bekerja sama dengan Bukopin Finance, karena market-nya masih bagus, pertumbuhannya sampai 150 persen,” tuturnya.
Sebelumnya, perseroan menyampaikan kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh stagnan hingga hingga kuartal II/2019 dan belum akan menjadi andalan perseroan.
“Tren [pertumbuhan] untuk KPR ini cukup rendah, industrinya juga [kita lihat begitu]. Kami juga tidak terlalu menggenjot KPR. Tahun lalu tumbuhnya negatif, kalau tahun ini bisa tumbuh 9 persen saja sudah sangat bagus,” katanya.
Berdasarakan laporan tahun 2018 Bank Bukopin, nilai KPR tahun lalu mencapai Rp1,96 triliun, turun 12,59 persen yoy. Kontribusi KPR mencapai 12,87 persen dari total kredit konsumer Bank Bukopin 2018 Rp15,25 triliun.
Perseroan mengharapkan pertumbuhan KPR bisa mencapai 8% hingga akhir tahun, atau lebih rendah dibandingkan dengan kredit konsumer pensiunan yang mampu digenjot hingga 15 persen.
“Kami masih optimis, di awal ketersedian stok rumah terbatas jadi di market juga turun, customer juga tidak mau inden lama-lama kan, sekarang ketersediaan stok di semester II akan lebih baik,” jelasnya.
Adapun, dikutip melalui laporan publikasi, penyaluran kredit perseroan tercatat meningkat, dari Rp62,20 triliun pada Juni 2018 menjadi Rp62,59 triliun pada Juni 2019 atau naik 0,63 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Namun, perseroan berhasil memperbaiki aset kredit dengan menekan rasio kredit bermasalah. Non-Performing Loan atau NPL berada di level 5,27 persen di kuartal II/2019 ini. Pada periode yang sama tahun lalu, NPL perseroan berada di level yang lebih tinggi, yaitu di level 6,84 persen.
Di samping itu, himpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Bukopin meningkat 3,34 persen yoy, dari Rp72,52 triliun pada Juni 2018 menjadi Rp74,94 triliun pada Juni 2019.
Jika diperinci, pertumbuhan DPK dikontribusi oleh himpunan deposito yang meningkat menjadi Rp46,32 triliun atau naik 8,83 persen. Sementara itu, himpunan dana murah, yang terdiri dari tabungan dan giro menurun 4,47 persen menjadi sebesar Rp28,62 triliun.