Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mayora mengaku terus menjaga rasio kredit bermasalah agar tidak tembus pada angka 4%.
Direktur Utama PT Bank Mayora Irfanto Oeij mengatakan per Agustus 2019 kredit perseroan tumbuh sebesar 7,03% secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka itu lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir kuartal II/2019 yang hanya 1,89% yoy.
Dengan target akhir tahun yang dipatok dua digit, perseroan pun mengaku masih memiliki pekerjaan rumah yang berat.
"Kami masih terus memacu pertumbuhan di semester II/2019 ini agar inline dengan target semula, sedangkan NPL [non-performing loan] sedikit naik tetapi akan tetap dijaga agar tidak tembus ke angka 4%," katanya kepada Bisnis, Selasa (1/10/2019).
Irfanto mengemukakan pada kondisi ekonomi seperti saat ini, pengaruh pelemahan ekonomi global sangat berdampak pada industri dan keuangan dalam negeri. Perseroan pun harus menerapkan startegi pertumbuhan bisnis yang prudent.
Demikian pula perseroan, yang antara lain ketika memberikan kredit harus mempertimbangkan sektor industri yang relatif masih tumbuh di tengah kondisi ekonomi yang ketat ini.
Selain itu, perseroan harus terus memonitor perkembangan bisnis dan kemampuan keuangan debitur untuk mencegah adanya peningkatan NPL kembali.
Adapun secara industri, bank kecil memang tercatat menghadapi tantangan paling berat mengawali paruh kedua tahun ini. Hal itu, tercermin dari kredit yang bergerak tidak ekspansif dan diiringi dengan peningkatan kredit bermasalah.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II dengan modal inti di bawah Rp5 triliun, mencatat NPL di level 3,53% per Juni 2019. Meski lebih rendah dari bulan sebelumnya, angka ini meningkat dari Januari 2019 yang tercatat di level 3,37%.
Sementara, kredit BUKU II tercatat tumbuh 5,12% yoy pada Juni 2019, lebih rendah dibandingkan Mei 2019 yang tercatat tumbuh 7,01% yoy.
Meskipun begitu, pertumbuhan ini terbilang cukup positif setelah mengalami tahun berat pada 2018, di mana BUKU II mencatatkan rata-rata pertumbuhan minus.
Di samping itu, BUKU I dengan modal inti di bawah Rp1 triliun, mencatat penyaluran kredit yang menurun signifikan.
Pada Januari 2019, kredit BUKU I tumbuh 9,16%, sementara pada Juni 2019, kredit BUKU I turun 1,60%. Rasio NPL BUKU I terhitung membaik, turun ke level 2,90% per Juni 2019 dari 4,04% pada Januari 2019.