Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menegaskan rencana mereka yang hendak membesarkan investasi di ekosistem teknologi finansial (tekfin).
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, setiap tahun perseroan menyisihkan dana sebesar Rp5 triliun untuk melakukan aksi korporasi. Dana ini juga bisa digunakan untuk penetrasi BRI ke ekosistem tekfin.
“Untuk digital kami juga sama, kami alokasikan lebih dari Rp5 triliun untuk corporate action. Tapi apakah itu kami taruh di satu atau beberapa keranjang bisa kami lihat,” ujar Sunarso usai paparan kinerja kuartal III/2019 BRI, Jakarta, Kamis (24/10).
Menurut Sunarso, langkah perseroan masuk ke dalam ekosistem tekfin merupakan cara agar BRI tetap mendapat nilai tambah dari perkembangan zaman. Akan tetapi, BRI dipastikan tak akan sembarangan menggarap sektor yang berpotensi menambah penghasilan dari dunia digital terutama ekosistem tekfin.
Sunarso menyebut ada dua opsi yang bisa dilakukan BRI untuk masuk ekosistem tekfin. Pertama, perseroan membuat banyak anak usaha di bidang tekfin dalam skala kecil. Kedua, BBRI menanamkan investasi atau bekerja sama dengan perusahaan tekfin eksisting.
“Tapi pilihannya tidak semudah itu. Maka yang kecil mesti dibangun, ada yang besar mesti kami ikut. Kemudian ikut dalam artian, karena kita punya organisasinya, kami punya BRI Ventures maka dengan agile dan lincah BRI bisa memilih bentuk kerjasama yang pas dan optimal,” tuturnya.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Konsumer BRI Handayani menyebut perseroan memilih sikap aktif berkolaborasi dengan perusahaan tekfin alih-alih memposisikan mereka sebagai pesaing.
Kolaborasi dibangun BRI dengan menyediakan sumber pembayaran di aplikasi tertentu, seperti misalnya terlihat dalam kerja sama antara bank pelat merah ini dengan perusahaan tekfin jasa perjalanan Traveloka.
“Produk yang disiapkan mulai dari uang elektronik server based, chip based, sampai kartu kredit yang sudah siap digunakan sebagai alat pembayaran di semua transaksi ekosistem payment teman-teman fintech,” ujarnya.
Menurut Handayani, hingga akhir September 2019 jumlah transaksi berbasis e-commerce yang dilayani BRI meningkat 63% secara yoy menjadi 864 juta. Peningkatan signifikan ini terjadi karena dalam setahun ke belakang BRI banyak menyepakati kerjasama dengan sejumlah perusahaan tekfin.