Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

7 Bank Keroyokan Beri Kredit ke Bio Farma Sebesar Rp2,25 Triliun

Tujuh lembaga jasa keuangan menyalurkan kredit sindikasi senilai Rp2,25 triliun kepada PT Bio Farma (Persero). Perusahaan farmasi, Bio Farma akan menggunakan fasilitas tersebut sebagai modal kerja guna meningkatkan kapasitas produksi.
Aktivitas peneliti di Laboratorium Riset dan Pengembangan di Gedung PT Bio Farma (Persero), di Bandung, Jawa Barat, Jumat (15/7). /Antara
Aktivitas peneliti di Laboratorium Riset dan Pengembangan di Gedung PT Bio Farma (Persero), di Bandung, Jawa Barat, Jumat (15/7). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Tujuh lembaga jasa keuangan menyalurkan kredit sindikasi senilai Rp2,25 triliun kepada PT Bio Farma (Persero). Perusahaan farmasi, Bio Farma akan menggunakan fasilitas tersebut sebagai modal kerja guna meningkatkan kapasitas produksi.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyampaikan sektor farmasi memiliki prospek bisnis yang cukup baik. Hanya saja pelaku industrinya membutuhkan pembiayaan besar guna menjalankan operasi dengan seefisien mungkin.

"Pendanaan kredit investasi ini akan kami gunakan untuk penambahan fasilitas penunjang produksi dan perangkatnya seperti fasilitas quality control, persiapan pre produksi, uji klinis, dan maintenance fasilitas produksi," katanya, dalam acara penandatanganan perjanjian kredit Bio Farma, Kamis (24/10/2019).

Sebagai informasi, ketujuh lembaga keuangan tersebut antara lain PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), PT BRI Syariah Tbk., PT Bank Mandiri Syariah, dan PT Bank BNI Syariah.

Direktur Tresuri dan Internasional BNI Bob Tyasika Ananta menyampaikan perseroan memang tengah melihat perkembangan dari sektor farmasi.

"Sektor farmasi ini kecil baru, 1% dari total korporasi, tetapi pertumbuhannya cukup baik seperti segmen korporasi lain," katanya.

Meski demikian, Bob menyampaikan penyaluran kredit korporasi ke sektor farmasi juga tetap memperhatikan pertumbuhan riil dari debiturnya.

Perseroan akan selektif dan tidak meningkatkan kredit terlalu agresif pada debitur yang memiliki potensi gagal. "Kami pastinya lebih selektif," katanya.

Adapun, di luar perjanjian ini, Bob menyampaikan BNI masih memiliki 5 pipeline perjanjian kredit sindikasi baru pada akhir tahun ini. "Sampai akhir tahun ada 5 pipeline. Kita sedang menganalisisnya."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper