Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memproyeksi perolehan pertumbuhan kredit pada tahun depan berada di kisaran 9 persen-10 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Angka itu sebenarnya sesuai dengan proyeksi kredit Bank Mandiri tahun ini. Sayangnya, menuju akhir tahun ini, perseroan memilih melakukan penyesuaian ke bawah pada kisaran 8 persen-9 persen.
Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan sebenarnya angka perkiraan belum final dan diserahkan serta disetujui regulator. Namun, dia memperkirakan akan masih pada kisaran 9 persen-10 persen.
"Sebenarnya terlalu pagi saya bilang, tetapi tafsiran saya 9 persen-10 persen dan DPK [dana pihak ketiga] juga masih akan sedikit lebih rendah," katanya saat ditemui di Jakarta, Kamis (7/11/2019).
Panji mengemukakan perseroan juga masih memiliki pipeline yang tidak jauh berbeda dengan tahun ini untuk dijalankan pada tahun depan. Begitu pula strategi untuk fokus pada portofolio dengan resiko lebih rendah.
Prinsipnya, perseroan akan sangat melihat pergerakan portofolio. Yakni dengan lebih teliti memilah di mana portofolio yang memberi pengaruh besar pada NIM maka yang akan lebih dijaga.
Baca Juga
Sebelumnya, per kuartal III/2019 perseroan dengan sandi saham BMRI ini mencatatkan penyaluran kredit hanya naik 7,7 persen menjadi Rp841,9 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp781,1 triliun.
Melambatnya pertumbuhan kredit dikarenakandua segmen utama yakni korporasi dan retail terutama konsumer hanya tumbuh di bawah 6 persen.
Per September 2019, perseroan mencatat kredit di segmen korporasi yang sebelumnya selalu tumbuh dua digit kini hanya 5,7 persen menjadi Rp301,8 triliun. Begitu pula, kredit konsumer yang diproyeksi membaik tetapi sampai September 2019 hanya naik 4,1 persen yoy menjadi Rp88,5 triliun.
Sementara untuk segmen mikro, penyaluran kredit masih tumbuh membaik 19,4 persen yoy menjadi Rp116,4 triliun.
Panii mengatakan meski demikian pertumbuhan kredit tersebut dibarengi dengan perbaikan kualitas, di mana rasio NPL gross turun 48 bps menjadi hanya 2,53 persen dibandingkan September tahun lalu. Perbaikan ini pun membuat perseroan dapat menurunkan biaya CKPN sebesar 6,27 persen.