Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BCA Syariah Tekan Pembiayaan Bermasalah di Bawah 1 Persen

PT Bank Central Asia Syariah (BCAS) optimistis masih dapat mempertahankan rasio non-performing finance (NPF) di bawah 1 persen pada 2020.
Nasabah saat melakukan transaksi di salah satu kantor Bank BCA Syariah yang ada di Jakarta. (Bisnis/Nurul Hidayat)
Nasabah saat melakukan transaksi di salah satu kantor Bank BCA Syariah yang ada di Jakarta. (Bisnis/Nurul Hidayat)

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Syariah (BCAS) optimistis masih dapat mempertahankan rasio non-performing finance (NPF) di bawah 1 persen pada 2020.

Direktur Bank BCA Syariah Rickyadi Widjaja menyampaikan perseroan akan tetap menyalurkan kredit secara selektif guna mempertahankan kualitas kredit.

"Tahun ini kualitas kredit juga masih akan menjadi fokus utama kami. Ekspansi kredit akan dilakukan secara terukur," ucapnya, Minggu (5/1/2020).

Sebagai informasi, perseroan melakukan restrukturisasi yang cukup tinggi pada 2019. Total restrukturisasi yang pada kuartal ketiga 2019 mencapai Rp388 miliar, naik 57,1% secara tahunan. Pertumbuhan baki restrukturisasi BCAS kuartal ketiga tahun ini 262.50%. 

Bahkan, BCAS menyebut baki restrukturisasi pun sudah turun cukup signifikan pada akhir 2019 lantaran beberapa nasabah pembiayaan yang meluniasi fasilitasnya. 

Namun, Ricky melanjutkan perseroan memiliki kemampuan untuk menggarap debitur korporasi dengan suku bunga pembiayaan yang bersaing. Pasalnya, perseroan mendapat suntikan modal dari PT Bank Central Asia Tbk. sebesar Rp1 triliun.

"Namun, ekspansi kredit ke segmen ini juga tidak dilakukan terlalu banyak. Karena kami juga tidak bisa menekan margin banyak-banyak," ucapnya.

Adapun, Ricky menyampaikan kondisi pembiayaan syariah pada 2020 masih cukup menantang. Perlambatan ekonomi global masih akan berpengaruh pada pelaku industri riil yang menjadi garapan bagi perbankan syariah.

"Kami berharap pemerintah lebih pro dengan kondisi pelaku industri dan membuat peraturan yang tidak berndampak besar pada pelaku usaha," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper