Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CTBC Proyeksi Pertumbuhan Kredit Sindikasi Lebih Rendah dari Tahun Lalu

PT Bank CTCBC Indonesia memproyeksikan kredit sindikasi tumbuh 20% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada tahun ini. Angka itu lebih rendah dari realisasi pertumbuhan pada tahun lalu.
Baliho di kantor CTBC Taiwan./ctbcholding.com
Baliho di kantor CTBC Taiwan./ctbcholding.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank CTCBC Indonesia memproyeksikan kredit sindikasi tumbuh 20% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada tahun ini. Angka itu lebih rendah dari realisasi pertumbuhan pada tahun lalu.

 Adapun sektor yang akan dibidik adalah infrastruktur dan multifinance. “Sekitar 50% [kredit sindikasi] masih dari sektor infrastruktur dan multifinance. Sisanya dari manufacture packaging dan export oriented,” kata Direktur CTBC Indonesia Liliana Tanadi kepada Bisnis, Senin (13/1/2020).

Adapun sepanjang 2019 CTBC agresif menyalurkan kredit secara sindikasi. Melalui anak usahanya, PT Bank CTBC Indonesia, bank asal China tersebut membukukan lebih dari US$200 juta atau tumbuh 40% yoy.

Liliana menjelaskan pertumbuhan 2019 disebabkan oleh capaian tahun sebelumnya yang cenderung jauh lebih rendah. Pasalnya banyak korporasi menunda ekspansi karena menuggu kabinet baru.

Selanjutnya pada 2019, permintaan kredit sindikasi sangat semarang dan melampaui ekspektasi. Sektor infrastruktur dan terkait, multifinance, serta bank menjadi penyerap pembiayaan sindikasi CTBC.

Dia melanjutkan bahwa sepanjang tahun lalu bank mencatat 10 transaksi kredit sindikasi. Sumber pendanaan tersebut berasal dari CTBC Indonesia dan Singapura.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg League Table Reports Indonesia Borrower Loans 2019, total kredit sindikasi yang disalurkan sepanjang 2019 senilai US$24,32 miliar, atau turun 23,59% yoy. CTBC mengambil porsi pasar sebesar 0,45% tahun lalu.

Pada tahun lalu, sektor material menjadi kontributor terbesar kredit sindikasi, atau 20,1% dari total penyaluran pembiayaan yang dilakukan secara patungan oleh perbankan. Selanjutnya industri dan finansial menduduki peringkat kedua dan ketiga dengan komposisi, masing-masing, 19,5% dan 18,3%.

Adapun bank pelat merah merupakat kreditur yang terbilang aktif menyalurkan kredit sindikasi sepanjang tahun lalu. Bloomberg League Table mencatat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menguasai pangsa pasar lebih dari 30% sebagai MLA.

Bank Mandiri tercatat sebagai bank yang paling aktif menyalurkan kredit sindikasi, dengan total nilai US$3,4 miliar. Posisi selanjutnya diisi oleh BNI yang berdasarkan data Bloomberg menyalurkan sindikasi senilai US$2,96 miliar. Pada posisi tiga, BRI terlibat dalam 17 sindikasi dengan total nilai pinjaman US$1,88 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper