Bisnis.com, JAKARTA — Bisnis internasional PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. yang tumbuh agresif turut menopang kinerja kredit perseroan pada 2019.
Direktur Keuangan BNI Ario Bimo mengatakan bisnis penyaluran kredit atau pelayanan digital oleh kantor-kantor BNI cabang luar negeri juga turut menyumbang Fee Based Income (FBI) perseroan secara signifikan.
"Bisnis internasional BNI menyumbangkan penyaluran kredit yang tumbuh menjadi Rp41,65 triliun, di tambah setoran FBI yang menyumbangkan 27,4% dari total non interest income BNI," katanya, Rabu (22/1/2019).
Bimo menuturkan, dari seluruh nasabah korporasi BNI, sebanyak 15% – 25% diantaranya adalah para pebisnis global. Untuk itu, keberadaan kantor BNI Cabang luar negeri diperlukan untuk memenuhi kebutuhan transaksi para nasabah BNI yang bermain global.
Selain itu, kata Bimo, keberadaan kantor cabang luar negeri juga memberikan dampak positif bagi Indonesia dalam rangka memfasilitasi perolehan devisa. Kantor-kantor BNI cabang luar negeri tersebut telah mencatatkan profit, sehingga terdapat sumber devisa baru untuk Indonesia yaitu pajak.
Kapabilitas kantor BNI cabang luar negeri juga dapat menyalurkan kredit kepada para eksportir Indonesia, dan dengan cara ini, ada kepastian devisa yang dihasilkan dari perdagangan luar negeri tersebut.
"BNI optimis telah berada pada jalur yang seharusnya dalam pengembangan bisnis internasionalnya. Ini terlihat dari pertumbuhan CAGR aset pada periode 2014 – 2019 yang mencapai 20,6% per tahun," kata Bimo.
Pada periode yang sama, lanjutnya, kredit yang disalurkan pun tumbuh CAGR 30,7% per tahun, dan pertumbuhan CAGR FBI sebesar 8,6% per tahun. Pada 5 tahun terakhir ini, kantor-kantor BNI cabang luar negeri mencatat pertumbuhan laba sebelum pajak (EBT) sebesar 45,5% per tahun.
Kinerja kantor-kantor BNI cabang luar negeri tahun 2019 pun menunjukkan perkembangan yang sangat positif. Bimo menyebutkan, kredit yang disalurkan melalui kantor BNI cabang luar negeri tumbuh 9,9% secara tahunan yaitu dari Rp38,59 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp42,39 triliun pada akhir tahun 2019.
"Terkait funding, kantor-kantor BNI cabang luar negeri semakin mandiri karena ketergantungan pendanaan dari kantor pusat semakin menurun. Sebelum tahun 2014, 80% sumber pendanaan kantor BNI cabang luar negeri masih berasal dari kantor pusat di Jakarta. Pada tahun 2019, tinggal 40%," jelas Bimo.