Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Virus Corona, Permintaan Asuransi Perjalanan Jasindo ke China Melonjak

Asuransi perjalanan berfungsi memberi perlindungan selama berpergian
Suasana jalan setelah pemerintah Wuhan mengumumkan penutupan kota setelah virus corona menuyebar di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Foto diambil (26/1/2020). China Daily via Reuters
Suasana jalan setelah pemerintah Wuhan mengumumkan penutupan kota setelah virus corona menuyebar di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Foto diambil (26/1/2020). China Daily via Reuters

 

Bisnis.com, JAKARTA - PT Asuransi Jasa Indonesia  (Persero) atau Jasindo mencatat terjadi kenaikan permintaan asuransi perjalanan dengan tujuan ke China.

Direktur Pengembangan Bisnis Jasindo, Sahata L. Tobing menjelaskan tingginya perjalanan wisata dan bisnis ke China membuat nasabah meningkatkan kehati-hatian. Apalagi setelah virus corona merebak, jadwal penerbangan yang bisa berubah mendadak membuat permintaan asuransi perjalanan ke negara tirai bambu itu meningkat.

"Permintaan travel insurance dengan tujuan China ada peningkatan, meskipun jumlahnya tidak terlalu signifikan di Jasindo," ujar Sahata ketika dihubungi, Jumat (31/1/2020).

Menurutnya, meski permintaan asuransi perjalanan meningkat, namun tertular virus Corona dikecualikan dari perlindungan. Pengecualian ini dikarenakan virus corona menjadi epidemik internasional. Epidemik merupakan manfaat yang dikecualikan dari polis asuransi perjalanan Jasindo. Meski begitu, pemegang polis asuransi perjalanan Jasindo tetap memperoleh perlindungan prima untuk kondisi darurat ataupun kecelakaan seperti yang tertulis dalam polis asuransi perjalanan.

Sahata tidak merinci persentase pertumbuhan permintaan asuransi perjalalan. Demikian juga dengan nilai bisnis asuransi perjalanan Jasindo.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan keadaan darurat global terkait penyebaran virus corona dari China setelah negara itu melaporkan kenaikan angka kematian yang drastis kemarin .

Badan kesehatan PBB yang berbasis di Jenewa itu pada awalnya meremehkan ancaman yang ditimbulkan oleh penyakit akibat virus ini. Namun setelah lebih dari 170 orang di China meninggal membuat lembaga itu merevisi penilaian risikonya atas krisis tersebut.

"Kekhawatiran terbesar kami adalah potensi penyebaran virus ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah," kata Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pengarahan di Jenewa seperti dikutip Reuters, Jumat (31/1/2020)

Namun, Tedros mengatakan pembatasan perjalanan dan perdagangan dengan China tidak perlu dilakukan. Meski begitu, penyebaran virus corona telah menyebar ke lebih dari 15 negara di seluruh dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper