Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah dan manajemen PT Asuransi Jiwasraya diminta memprioritaskan pembayaran nasabah produk asuransi tradisional daripada JS Saving Plan.
Ketua Program Studi Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Telisa Aulia Falianty menjelaskan bahwa hal tersebut dikarenakan hasil produk dari asuransi tradisional Jiwasraya terhitung lebih rendah atau seperti layaknya return pada produk asuransi umum lainnya.
Sementara untuk produk JS Saving Plan, menurut Aulia, besaran hasilnya diketahui di atas suku bunga deposito dan obligasi sehingga resikonya lebih tinggi.
Dia juga menyebutkan alasan mengapa nasabah produk tradisional harus diprioritaskan yaitu karena didasarkan pada jumlah pesertanya yang lebih banyak dibandingkan nasabah Jiwasraya di produk JS Saving Plan. Menurutnya, nasabah Jiwasraya di produk tradisional jumlahnya mencapai 4,7 juta orang sedangkan nasabah Jiwasraya di produk JS Saving Plan hanya 17.000 orang.
"Nasabah Saving Plan penting juga, cuma baiknya yang 4,7 juta dulu dong yang pastinya yang rentan dulu," tutur Aulia dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (23/2/2020).
Aulia menyarankan agar pemerintah menggunakan skema pembayaran 70% untuk nasabah produk tradisional dan sisanya 30% untuk bayar nasabah JS Saving Plan. Dia berharap ada kerja sama antar pemangku kepentingan agar skema pembayaran itu bisa berjalan dengan baik.
"Cuma memang pemerintah harus punya roadmap yang jelas. Kalau mau cicil, seperti apa cicilannya. Jangan sampai nanti nyicil terus tidak jelas," kata Aulia.