Bisnis.com, JAKARTA - PT Astra Sedaya Finance (ASF) yang tergabung di Astra Credit Companies (ACC) mengharapkan regulator memberi stimulus bagi industri pembiayaan syariah.
Direktur Utama ASF Siswadi menjelaskan selain kendala pemahaman yang kurang, produk yang ditawarkan juga sama dengan pembiayaan konvensional.
"Kendala dihadapi Unit Usaha Syariah ACC adalah kurangnya pemahaman masyarakat atas pembiayaan syariah. Selain itu juga kami terkendala belum adanya produk syariah yang unik, karena saat ini baik konvensional dan Syariah, sama-sama berbentuk pembiayaan kendaraan," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (26/2/2020).
Dia memaparkan penjualan ASF Syariah pada 2019 mengalami pertumbuhan sebesar 9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini datang dengan kontribusi utama melalui pembiayaan mobil baru dan bekas.
"Pembiayaan syariah relatif masih baru dibandingkan dengan konvensional, sehingga perlu insentif dari regulator yaitu kemudahan perijinan untuk penggunaan akad baru dalam pengembangan produk syariah," ujarnya.
ASF sendiri menggunakan akad pembiayaan jual beli syariah (murabahah) dalam mengikat kontrak dengan nasabah.
Adapun berdasarkan data OJK, kinerja pembiayaan syariah industri multifinance pada 2019 turun 18 persen dari Rp19,47triliun di 2018 menjadi Rp15,92 triliun di akhir tahun lalu. Faktor utama yaitu dari turunnya pembiayaan jasa syariah sebesar 46,67 persen dan pembiayaan jual beli syariah sebesar 13,3 persen.