Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyaluran Kredit: Bank Genjot Pinjaman ke UMKM

Bank Indonesia mencatat di tengah perlambatan penyaluran pinjaman yang hampir terjadi pada seluruh segmen, kredit UMKM justru mencatatkan akselerasi pertumbuhan.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Industri perbankan memacu peningkatan penyaluran kredit ke segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sepanjang 2020.

Salah satunya, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (Bank Jatim) yang memacu peningkatan penyaluran pinjaman ke segmen ini dalam upaya mengejar target pertumbuhan sebesar 14,45 persen pada tahun ini.

Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha mengatakan pertumbuhan kredit untuk segmen mikro dan ritel sebesar 0,77 persen secara year-to-date (ytd) per Januari 2020.

Sementara, pertumbuhan debitur kredit mikro dan ritel perseroan mengalami peningkatan sebesar 1,27 persen yang disalurkan kepada 600 debitur per Januari 2020 dibandingkan dengan Desember 2019.

"Kami proyeksikan kredit UMKM ke depan porsinya akan terus bertambah, di mana saat ini Bank Jatim juga didukung secara penuh oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan juga bekerja sama dengan dinas-dinas provinsi dan kabupaten/kota untuk memberikan permodalan kepada UMKM," katanya kepada Bisnis, Selasa (3/3/2020).

Ferdian menyampaikan strategi yang akan dilakukan bank pada tahun ini untuk mendorong penyaluran kredit ke UMKM adalah dengan melakukan promosi, salah satunya promo suku bunga.

Selain itu, sosialisasi akan terus dilakukan ke masyarakat di Jawa Timur, khususnya komunitas pengusaha dan pelaku UMKM yang memiliki potensi untuk dikembangkan bersama Bank Jatim melalui permodalan dari perseroan.

Dia menambahkan pihaknya juga akan membantu melakukan promosi produk UMKM dalam pameran atau misi dagang ke daerah lain, termasuk ke provinsi lainnnya.

Hal ini dilakukan tidak lain agar UMKM di Jawa Timur bisa meraih potensi pasar di luar provinsi, serta dapat berkembang dan tumbuh menjadi lebih besar bersama Bank Jatim.

Analis PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. Rully Nova menyebutkan perseroan pun mencatat pertumbuhan kredit UMKM yang cukup baik pada awal tahun ini.

Hal tersebut dikarenakan kondisi usaha segmen ini masih cukup terjaga di tengah perlambatan ekonomi yang lebih banyak memperlambat usaha segmen korporasi.

"Sumbangan terbesarnya berasal dari program credit chanelling dan KUR pemerintah. Ketika bank-bank besar mulai mengerem kredit kepada korporasi yang risiko nya mulai naik, UMKM justru menjadi pilihan yang masih cukup relvan untuk meningkatkan kredit. Termasuk untuk kondisi kami," katanya.

Namun, Rully mengatakan perseroan juga terus memantau kualitas kredit UMKM ini. Pasalnya, peningkatan yang tinggi selalu diikuti dengan peningkatan kredit bermasalahnya.

Berdasarkan laporan publikasinya, kredit UMKM Bank Woori pada Desember 2019 mencapai Rp4,5 triliun, naik 32,2 persen dari tahun sebelumnya Rp3,4 triliun. Persentase kredit UMKM dari total kredit baru mencapai 16,92 persen.

Sementara itu, Bank Indonesia mencatat di tengah perlambatan penyaluran kredit yang hampir terjadi pada seluruh segmen, kredit UMKM justru mencatatkan akselerasi pertumbuhan.

Pada Januari 2020 kredit ke UMKM meningkat dari 7,7 persen pada Desember 2019 secara tahunan menjadi 8,2 persen yoy pada Januari 2020.

Sumber utama peningkatan pertumbuhan kredit UMKM bersumber utamanya dari kredit skala usaha mikro, yang tumbuh 13,5 persen yoy pada Januari 2020, dibandingkan dengan Desember 2019 yang tumbuh 13,1 persen (yoy).

Sementara kredit skala usaha kecil dan menengah turut menyumbang pertumbuhan, yang masing-masingnya meningkat 11,2 persen yoy dan 3,3 persen yoy pada Januari 2020, dari 10,5 persen yoy dan 2,8 persen yoy pada Desember 2019.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan segmen UMKM memiliki karakteristik tersendiri yang membuat kredit segmen ini terus melaju di tengah tren perlambatanan.

Menurut Piter, UMKM merupakan segmen yang dikenal tahan terhadap krisis. Hal tersebut disebabkan oleh karakteristik UMKM yang no barrier to entry, meskipun memiliki risiko gagal yang tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper