Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketidakpastian Ekonomi, Saatnya Kelola Risiko dengan Asuransi

Dengan mengalihkan pos risiko yang dapat memberatkan perusahaan ke industri asuransi maka industri dapat lebih leluasa berstrategi dalam masa ekonomi yang penuh tantangan seperti saat ini.
Karyawan melintasi logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Jakarta, Selasa (11/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Jakarta, Selasa (11/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Ketidakpastian kondisi ekonomi dinilai menjadi pengingat bagi perusahaan di berbagai sektor bisnis untuk lebih sadar asuransi. Pengalihan risiko ke perusahaan asuransi dinilai dapat menjaga bisnis dari fluktuasi beban dalam kondisi ekonomi yang penuh turbulensi.

Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau Jasindo Didit Mehta Pariadi menjelaskan bahwa dalam kondisi saat ini para pelaku usaha akan menaruh perhatian besar terhadap efisiensi. Salah satu beban yang mungkin dikurangi adalah beban asuransi.

Didit menjelaskan bahwa asuransi memang termasuk sebagai salah satu beban bagi perusahaan, tetapi perlu disadari bahwa besarannya tidak begitu signifikan dibandingkan dengan beban-beban lainnya. Justru, menurutnya, beban asuransi dapat menjaga perusahaan dari goncangan.

"Kalau kita amati di semua industri yang membutuhkan asuransi, beban asuransi bukan beban yang signifikan sebetulnya, justru bisa menjaga dari fluktuasi beban. [Fluktuasi] itu yang sebenarnya dihindari, bukan masalah untung rugi [dengan mengeluarkan beban asuransi]," ujar Didit pada Jumat (6/3/2020).

Menurutnya, dalam kondisi perekonomian seperti saat ini perusahaan-perusahaan besar akan sangat mengkhawatirkan risiko guncangan yang dapat mendongkrak beban. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan itu perlu memitigasi risiko melalui asuransi.

"Betul secara umum kinerja perekonomian bisa turun, tetapi kebutuhan asuransi bukan berarti harus turun. Apalagi di Indonesia sebenarnya literasi dan penetrasi asuransi umum masih rendah," ujar dia.

Didit mencontohkan bahwa kliennya, salah satu perusahaan pupuk, telah meminta perluasan cakupan asuransi untuk memproteksi rantai pasok produksi. Sebelumnya, perusahaan tersebut memproteksi harta benda dan kargo saja.

Hal tersebut menurutnya menunjukkan adanya keinginan dari pelaku industri terhadap kepastian beban. Dalam kondisi perekonomian saat ini, menurut Didit, perusahaan akan menghindari fluktuasi beban yang dapat menyebabkan risiko tidak terduga bagi perusahaan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper