Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Giro Melambat, Bank Atur Ulang Strategi Cari Dana Murah

Pertumbuhan giro menunjukkan perlambatan. Perbankan mencoba mengalihkan dana giro ke instrumen yang menawarkan bunga yang lebih tinggi.
Pegawai Bank BNI Syariah menunjukan uang rupiah di kantor cabang di Jakarta, Senin (2/3/2020). Bisnis/Abdurachman
Pegawai Bank BNI Syariah menunjukan uang rupiah di kantor cabang di Jakarta, Senin (2/3/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Simpanan giro sebagai pendorong utama pertumbuhan dana murah (current account saving account/CASA) perbankan hingga awal tahun 2020 diperkirakan akan bergerak melambat. Kini perbankan mencari strategi lain untuk mengejar pertumbuhan CASA.

Berdasarkan data Bank Indonesia, simpanan giro pada Januari 2020 tercatat sebesar Rp1.283,3 triliun atau tumbuh 11,1 persen secara tahunan (year-on-year/y-o-y). Sementara pada periode yang sama pada 2019, giro tercatat tumbuh 1,9% y-o-y.

Terkhusus giro korporasi, tercatat tumbuh tinggi sebesar 13,2 persen y-o-y. Pada periode yang sama tahun lalu, giro segmen tersebut tercatat turun sebesar 9,4 persen secara tahunan.

Pengamat perbankan dari Universitas Bina Nusantara Doddy Ariefianto mengatakan peningkatan yang tinggi pada simpanan giro pada akhir 2019 dan awal tahun ini dikarenakan adanya dana idle dari korporasi.

Dana yang seharusnya mengalir ke aktivitas bisnis, misalnya untuk membeli bahan baku untuk produksi atau bahan jadi untuk usaha, menjadi tertahan akibat kondisi ekonomi global, yang diperparah dengan virus corona.

"Efeknya akan menyebabkan porsi dana CASA bank meningkat, bagi bank bagus karena bunganya rendah sehingga akan membantu menurunkan beban bunga. Tapi, penambahan idle cash bukan sinyalemen yang bagus untuk pergerakan ekonomi, sehingga perlu menjadi perhatian," katanya kepada Bisnis, Sabtu (7/3/2020).

Menurutnya, pertumbuhan simpanan giro ke depan akan menunjukkan perlambatan. Perusahaan akan mencoba mengalihkan dana giro tersebut ke instrumen yang menawarkan bunga yang lebih tinggi, bisa jadi dana tersebut akan mengalir ke luar negeri atau beralih dalam bentuk deposito di perbankan.

Masalah virus corona, yang sudah menggerogoti kemampuan pertumbuhan ekonomi dunia, Doddy mengatakan kemungkinan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mendekati 4 persen, yang berarti akan terjadi pengurangan terhadap komponen pertumbuhan. Dalam hal ini, yang paling sensitif adalah kegiatan investasi yang dilakukan oleh perusahaan.

"Ini [investasi yang tidak berjalan] bisa dikatakan sebagai leading indikator perkembangan ekonomi akan drop, karena ini terkait dengan pengelolaan dana modal kerja dan capital building perusahaan. Pada akhirnya, perusahaan akan memilih instrumen lain selain giro untuk berjaga-jaga dan menunggu momentum," jelasnya.

Sehingga, fokus perbankan untuk mengejar CASA tidak dapat hanya mengandalkan simpanan giro. Namun, tidak mudah bagi perbankan untuk mengalihkan simpanan dari deposito menjadi dana murah.

Doddy menilai, hanya sedikit perbankan yang memiliki kapasitas tersebut, yaitu bank yang memiliki kemampuan transaksi yang canggih.

"Kalau peralihan ke CASA menjadi tujuan bank, masih sedikit bank [yang mampu] dan tidak bisa dalam waktu sebentar karena membutuhkan awareness dan knowledge. Salah satu bank besar yang punya kemampuan transactional banking BCA, tapi ini juga sudah dibangun belasan tahun," tuturnya.

Di samping itu, DPK perbankan pada tahun ini juga diproyeksikan tidak akan tumbuh agresif dan tidak jauh berbeda dari tahun lalu yang mencapai pertumbuhan 6,54 persen secara tahunan.

Doddy menambahkan, pertumbuhan kredit diperkirakan tidak akan mencapai 10 persen tahun ini. Sementara DPK juga masih akan bergerak di kisaran 6 persen-7 persen, karena mengikuti pertumbuhan kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper