Bisnis.com, JAKARTA - Untuk menarik minat nasabah menyimpan uang, maka PT Bank Mayapada International Tbk. akan memberikan aneka kemudahan dan kenyaman dalam melakukan transaksi.
Presiden Direktur PT Bank Mayapada International Tbk. Hariyono Tjahjarijadi mengatakan perlambatan ekonomi global akibat virus corona saat ini memberikan efek domino, termasuk seluruh ekspansi usaha perbankan akan ikut melambat.
Tak hanya pertumbuhan kredit, dana pihak ketiga juga akan mengalami tantangan, juga pada peningkatan dana murah (current account saving account/CASA).
"Otomatis semua ekspansi usaha bank akan melambat termasuk peningkatan CASA," katanya kepada Bisnis, Jumat (6/3/2020).
Menurut Haryono, likuiditas perbankan saat ini relatif baik karena bank belum sepenuhnya melakukan ekspansi kredit, apalagi dengan ditambahnya kondisi akibat virus corona.
Namun, Bank Mayapada akan tetap mengejar pertumbuhan CASA yang akan dilakukan dengan peningkatan jumlah nasabah dan memberikan kemudahan melalui produk e-channel perseroan.
Adapun, perseroan menargetkan DPK pada 2020 dapat tumbuh di kisaran 8% atau sekitar Rp6,2 triliun, dengan didukung pertumbuhan dari dana murah sekitar Rp3,7 triliun sehingga porsi CASA dapat meningkat menjadi 35%.
Hal ini dilakukan juga untuk menekan beban bunga (cost of fund/Cof), sehingga dapat mengerek margin bunga bersih perseroan tahun ini, yang ditargetkan akan meningkat pada kisaran level 4%-5%.
Secara industri, Bank Indonesia mencatat penghimpunan DPK pada Januari sebesar Rp5.721,9 triliun atau tumbuh 6,6% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Peningkatan pertumbuhan DPK pada Januari 2020 didorong oleh peningkatan tabungan dan simpanan berjangka. Sementara berdasarkan golongan nasabah, peningkatan tabungan berasal dari golongan nasabah korporasi dan simpanan berjangka berasal dari golongan nasabah perorangan.