Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan ruang penurunan suku bunga acuan masih terbuka lebar karena inflasi yang tercatat rendah.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Maret 2020 sebesar 0,1% month-on-month.
Namun, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan prioritas saat ini adalah menstabilkan nilai tukar Rupiah.
"Prioritas kami kestabilan nilai tukar Rupiah meski ada ruang penurunan suku bunga," kata Perry dalam press briefing di kanal YouTube, Selasa (7/4/2020).
Perry menyatakan akan sangat berhati-hati mengambil kebijakan penurunan suku bunga acuan. Pasalnya, Bank Indonesia juga masih harus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
Perry meyakini Rupiah akan menguat di level Rp15.000 pada tahun ini. Menurutnya, rupiah saat ini memang secara fundamental berada pada posisi undervalue di kisaran Rp16.000. Hal ini dikarenakan ketidakpastian pasar global akibat penyebaran Covid-19.
Di samping itu, Bank Indonesia telah melakukan quantitative easing (QE) dengan memberi likuiditas tambahan sebesar Rp300 triliun. Perry mengharapkan likuditas berlebih yang telah dikucurkan ke perbankan segera bisa dimanfaatkan oleh sektor riil.