Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kepanikan Global Menurun, Gubernur BI Optimistis Rupiah Menguat Menuju Rp15.000

Meredanya kepanikan pasar keuangan membuat nilai tukar rupiah kembali menguat mulai minggu kedua April 2020 seiring meredanya kepanikan pasar keuangan global.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers melalui video streaming di Jakarta, Kamis (2/4/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers melalui video streaming di Jakarta, Kamis (2/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARATA - Kepanikan pasar keuangan dunia yang sempat meningkat tinggi pada Maret 2020, mulai berkurang pada April 2020.

Bank Indonesia (BI) mencatat kondisi ini didukung sentimen positif atas berbagai respons kebijakan yang ditempuh di banyak negara.

"Risiko pasar keuangan dunia yang berkurang seperti tercermin pada penurunan volatility index [VIX] dari 85,4 pada 18 Maret 2020 menjadi 41,2 pada 14 April 2020," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pemaparan hasil RDG Maret 2020 secara live di YouTube, Selasa (14/4/2020).

Meredanya kepanikan pasar keuangan membuat nilai tukar rupiah kembali menguat mulai minggu kedua April 2020 seiring meredanya kepanikan pasar keuangan global.

Selain itu, Perry menambahkan apresiasi rupiah pada April 2020 didorong kembali meningkatnya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik pasca ditempuhnya berbagai kebijakan di banyak negara untuk memitigasi dampak penyebaran Covid-19, termasuk Indonesia.

Pada 13 April 2020, nilai tukar rupiah menguat 4,35% secara point to point dibandingkan dengan level pada akhir Maret 2020.

"Perkembangan rupiah yang kembali menguat juga didukung oleh berlanjutnya pasokan valas dari pelaku domestik sehingga dapat terus menopang stabilitas nilai tukar rupiah," kata Perry.

Namun, BI mencatat rupiah masih mencatat depresiasi sekitar 11,18% dibandingkan dengan level akhir 2019.

"BI memandang bahwa level nilai tukar Rupiah dewasa ini memadai untuk mendukung penyesuaian perekonomian, yang secara fundamental tercatat 'undervalued," tegasnya.

Ke depan, Perry menekankan BI tetap meyakini rupiah akan bergerak stabil dan cenderung menguat ke arah Rp15.000 per dolar AS di akhir tahun 2020.

Dalam kaitan ini, dia menambahkan BI akan terus meningkatkan intensitas intervensi di pasar DNDF, pasar spot, dan pembelian SBN dari pasar sekunder.

Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar, Perry melanjutkan BI akan terus mengoptimalkan operasi moneter guna memastikan bekerjanya mekanisme pasar dan ketersediaan likuiditas baik di pasar uang maupun pasar valas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper